JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan Pondok Pesantren Umar Bin Khattab di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Abrori, diduga terlibat dalam jaringan teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Abrori pernah berlatih militer di pegunungan di Poso sebelum penyerangan tiga polisi di Palu.
"Abrori masih jaringan di Poso dan Palu," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/7/2011).
Ansyaad Mbai meyakini Jemaah Anshorud Tauhid (JAT) bentukan Abu Bakar Ba'asyir berperan dalam kelompok teroris di Bima. Hal itu terlibat dari bergabungnya Abrori dalam JAT wilayah Bima. Meski demikian, katanya, sulit untuk membukti hal itu.
"Kalau mau cari struktur organisasi, kita enggak akan dapat. Mereka enggak akan mengaku. Tetapi fakta yang kami dapat seperti itu. Anda sendiri yang lihat faktanya," kata Ansyaad Mbai.
Sebelumnya, Sonhadi, Direktur Media Center JAT, menyebut Abrori sudah keluar dari JAT wilayah Bima tahun lalu lantaran tidak sejalan. Begitu pula dengan Firdaus dan Abdullah yang tewas akibat ledakan di Ponpes Umar Bin Khattab.
Ansyaad Mbai mengatakan, pergerakan kelompok terorisme di Bima bukan baru terjadi kali ini. Kelompok teroris Jemaah Islamiyah pernah hidup di sana.
"Kalau ada perhatikan bom di Kedutaan Besar Filipina, pelakunya si Jabar. Jabar itu dari sana. Dulu yang mau membunuh Presiden Soekarno, peristiwa Cikini yang pakai granat, bapaknya Jabar itu," kata Ansyaad Mbai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.