Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Hilang, ke Mana Intelijen?

Kompas.com - 07/07/2011, 04:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menilai, ucapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memerintahkan aparat penegak hukum untuk mencari dan menangkap M Nazaruddin di Singapura hanya sebagai pencitraan. Pasalnya, dia mempertanyakan alasan Presiden sampai tidak bisa tahu keberadaan Nazaruddin yang saat ini dikabarkan sudah tidak lagi berada di Singapura.

"Anda bayangkan, bagaimana Presiden bisa salah ucap untuk buru Nazaruddin dan pulangkan dari Singapura, tetapi beberapa hari berikutnya, tiba-tiba Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan, Nazaruddin sudah keluar dari negaranya, jauh sebelum Presiden ucapkan pernyataannya itu. Nah, apa kerjaannya intelijen kita? Kan aneh. Walaupun, misalkan intelijen sudah bekerja, berarti pernyataan itu hanya sebagai pencitraan saja," ujar Ray kepada wartawan seusai mengikuti sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (6/7/2011).

Saat ini, Ray menambahkan, kasus hilangnya tersangka kasus dugaan suap dalam proyek pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang itu terkesan seperti sandiwara. Menurut dia, jika berbagai kasus yang menimpa Nazaruddin tidak diusut tuntas dengan serius oleh aparat penegak hukum, mungkin saja Nazaruddin tidak akan pernah kembali ke Indonesia.

"Lihat saja Nunun, dengan lihainya dia pergi-pergi ke mana-mana, tapi sampai sekarang kan tidak ketemu. Dan sebenarnya, salah satu yang sulit itu adalah untuk menghentikan Nazaruddin berbicara. Tetapi saya baca, dia saat ini akan terdiam sejenak karena semua pelurunya itu sudah habis. Ya, bisa saja nanti dia hanya mengulang kasus-kasus ini, dengan menyebutkan Anas atau Andi tersangkut kasus lainnya, tapi kan intinya, walaupun dia menyebutkan seribu kasus, ujung-ujungnya cuma satu," tambahnya.

Karena itu, lanjut Ray, berbagai upaya harus dilakukan oleh pemerintah untuk memulangkan Nazaruddin. Menurut dia, jika pemerintah gagal memulangkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat tersebut, sudah pasti kepercayaan masyarakat akan terus terkikis.

"Maksud saya, pemerintah kita harus punya malu karena bagaimana tiba-tiba Kemenlu Singapura itu bisa mengatakan yang bersangkutan tidak ada di Singapura. Apa kerja intelijen kita, bagaimana dia tidak bisa melacak, padahal Presiden bilang buru, tetapi tidak ada klarifikasi. Inilah yang harus segera dibenahi agar bisa memulangkan Nazaruddin itu," tukasnya.

Seperti diberitakan, Kementerian Luar Negeri Singapura menegaskan bahwa M Nazaruddin tak lagi berada di Singapura. Hal ini disampaikan Kementerian Luar Negeri Singapura melalui siaran pers yang dapat diakses di http://www.mfa.gov.sg/.

M Nazaruddin masuk dalam daftar pencarian orang Kepolisian Internasional (Interpol) atau buron internasional setelah KPK mengajukan penerbitan red notice atas nama Nazaruddin melalui Mabes Polri. Interpol telah mengirimkan data-data tentang Nazaruddin kepada 188 negara yang menjadi anggotanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com