Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan BBM Bersubsidi Bukan Fatwa MUI

Kompas.com - 30/06/2011, 18:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agama Suryadharma menegaskan bahwa larangan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh orang kaya bukan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia. Larangan tersebut, sambung Suryadharma, tak lain dari tausiyah.

"Itu tausiyah, bukan fatwa. Jangan salah paham. Kalau yang namanya fatwa, itu ada lembaganya. Itu ada prosesnya sampai dengan pengambilan keputusan yang harusnya dikeluarkan sebagai fatwa," kata Suryadharma kepada para wartawan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (30/6/2011).

Suryadharma menegaskan bahwa tausiyah larangan penggunaan BBM bersubsidi tak mencerminkan sikap MUI secara organisasi, melainkan pendapat perorangan.

Ketika ditanya kedatangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh di kantor MUI, Suryadharma mengatakan, hal tersebut sah-sah saja. Siapa pun, sambungnya, boleh datang ke kantor MUI. Namun, hal tersebut tak berkaitan dengan upaya ESDM melobi MUI agar mengeluarkan fatwa bagi orang kaya untuk menggunakan BBM bersubsidi.

Sementara itu, Darwin mengatakan, kedatangannya ke MUI merupakan bagian rangkaian kunjungannya ke sejumlah kementerian terkait sosialisasi energi dan lingkungan. Selain ke MUI, Darwin mengaku mengunjungi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan. Darwin mengatakan, kementeriannya terus berupaya melakukan sosialisasi penggunaan BBM bersubsidi oleh rakyat miskin.

"Kita meminta bantuan BPH maupun Pertamina untuk ikut memberikan sosialisasi kepada masyarakat," kata Darwin. Politisi Partai Demokrat ini juga mengatakan, pihaknya akan meningkatkan pengawasan terkait penyalahgunaan BBM, utamanya BBM bersubsidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com