Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut Sesalkan Tindakan Mahfud MD

Kompas.com - 21/05/2011, 16:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyesalkan tindakan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang membeberkan pemberian uang Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin kepada Sekjen MK Djanedri M Gaffar kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pasalnya, Ruhut mengaku sudah bertanya ke Nazaruddin soal pemberian uang tersebut, dan Nazaruddin mengaku tidak kenal dengan Sekjen MK. "Tapi, setahu saya kalau seorang sahabat itu pasti kenal. Sedangkan saya menanyakan kepada bung Nazaruddin, dia bilang 'demi Allah bang, aku pun gak kenal siapa itu Sekjen itu' sampai tiga kali ke saya. Nah, jadi ya Pak Mahfud, kalau mau jadi Presiden 2014, cari forum lain deh," ujar Ruhut yang juga anggota Komisi III DPR ini kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (21/5/2011).

Ruhut mencermati keinginan Mahfud menjadi Presiden, berdasarkan perkataan Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia, Yenny Wahid, yang sempat bertemu dengan dirinya seminggu lalu di Jambi. Ketika itu, ungkap Ruhut, Yenny meminta dirinya mendukung PKBI yang rencananya akan mengusung Mahfud MD menjadi Presiden 2014.

"Dan wakilnya itu nanti akan dikawinkan dari Partai Demokrat. Nah, ini yang saya lihat. Saya waktu itu mengiyakan, karena siapa pun teman saya, pasti saya dukung. Tapi tolong dalam masalah ini, masalah hukum ya masalah hukum, dan masalah politik ya masalah politik," kata Ruhut.

Ruhut menambahkan, dalam kasus Nazarudin, sebaiknya diserahkan sepenuhnya kepada lembaga-lembaga hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi. Ruhut juga menyarankan pihak-pihak yang tidak terkait dalam kasus tersebut agar tidak terus memperkeruh suasana.

"Pak SBY kan pernah bilang jangan lakukan fitnah dan pembunuhan karakter pada siapa pun. Kita tegaskan, jika sudah ada fakta hukum yang menyebutkan bung Nazaruddin itu sebagai tersangka, kita tim pencari fakta akan mundur. Dan bagi teman-teman saya di Demokrat, tidak peduli dengan segala tingkatannya, saya tegaskan, jangan menari di gendang musuh-musuh partai Demokrat, karena Anda adalah kader partai Demokrat," tandasnya.

Seperti diberitakan, pada Jumat (20/5/2011) kemarin, Mahfud MD mendatangi Presiden SBY untuk memberitahukan bahwa Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M Nazaruddin ternyata pernah memberikan uang sebesar 120.000 dollar AS kepada Sekjen MK Janedri M Gaffar. Belum diketahui apa motif pemberian uang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

    JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

    Nasional
    Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

    Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

    Nasional
    Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

    Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

    Nasional
    Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

    Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

    Nasional
    Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

    Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

    Nasional
    Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

    Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

    Nasional
    Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

    Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

    Nasional
    Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

    Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

    Nasional
    KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    Nasional
    Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

    Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

    Nasional
    'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

    "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

    Nasional
    Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

    Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

    Nasional
    Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

    Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

    Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

    Nasional
    Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

    Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com