Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Kritik DPR Jangan Hancurkan KPK

Kompas.com - 30/01/2011, 13:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla berpendapat, Dewan Perwakilan Rakyat boleh saja mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi terkait penahanan 19 politisi DPR 1999-2004. Hanya saja, kritik DPR tersebut seharusnya tidak bertujuan menghancurkan KPK.

"Ya mengkritik, mengevaluasi KPK, betul. Silakan saja. Tidak berarti harus menghancurkan KPK kan," katanya saat menghadiri simposium Nasional Demokrat di Jakarta Convention Center, Minggu (30/1/2011).

Penahanan terhadap 19 politisi DPR yang tersangkut kasus dugaan suap cek perjalanan dalam pemenangan Miranda Goeltom sebagai Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia mendapat kritik dari parlemen.

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai bahwa KPK terlalu memaksakan diri dengan menahan 19 politisi tanpa menjerat siapa penyuap 19 politisi tersebut.

Anggota Komisi III DPR, Ahmad Yani, mempertanyakan aksi penahanan 19 politisi oleh KPK itu. "Saya bingung kenapa kasusnya begitu lama. Kenapa juga KPK baru menyajikan beberapa hari setelah pimpinan KPK mendapat deponeering?" katanya.

Upaya penahanan 19 politisi tersebut juga dinilai sebagai pengalihan isu. Menanggapi hal itu, JK mengatakan agar semua pihak memandang upaya KPK secara fair. Jangan menggunakan standar ganda dalam mematok kinerja KPK.

"Kalau kita berbicara KPK, tentu kita tidak boleh dobel standar. Artinya, kalau menyangkut orang lain, kita minta KPK. Tapi kalau kita yang kena, (minta) jangan KPK," katanya. Kepada KPK pun, JK berharap agar institusi penegak hukum itu tidak tebang pilih dalam mengusut kasus cek perjalanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com