BOGOR, KOMPAS.com — Mantan Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, yang pernah menjadi Ketua Umum ICMI pertama, di luar rencana berpidato di hadapan Wakil Presiden Boediono.
Karena pidatonya hampir satu jam lamanya, Habibie seperti "menceramahi" Wapres Boediono soal peran ICMI yang mendorong kepemimpinan nasional yang egaliter, peran ilmu pengetahuan, dan teknologi sampai soal ekonomi.
Hal itu terjadi di acara pembukaan Muktamar ke-7 dan Milad ke-20 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di halaman Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/12/2010) siang.
Acara dengan tema "Membangun Peradaban Indonesia Madani" yang dihadiri Ketua Presidium ICMI Azyumardi Azra dan pimpinan lembaga negara, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, duta besar negara sahabat, Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan, dan pengurus ICMI lainnya, serta 1.300 peserta dan undangan lainnya tidak menjadwalkan pidato Habibie di hadapan Wapres.
Pidato Habibie dijadwalkan hanya di depan pengurus dan peserta Muktamar ke-V dan Milad ICMI setelah Wapres membuka resmi acara tersebut. Namun, tanpa diduga, Ketua Dewan Pakar Ginandjar Kartasasmita meminta Wapres Boediono mendengarkan dulu paparan Habibie.
Sebelumnya, terlihat Kepala Protokol Sekretariat Wapres Taufiq Rijal mengingatkan Wapres bahwa acara selanjutnya adalah makan siang bersama pengurus ICMI di beranda Istana Kepresidenan Bogor sebelum kembali ke Jakarta. Namun, Wapres kemudian menyetujui permintaan Ginandjar.
Wapres pun yang sudah akan meninggalkan lokasi acara Muktamar ICMI di halaman belakang Istana Kepresidenan Bogor akhirnya kembali ke acara dan duduk kembali mendengarkan pidato Habibie.
Habibie ternyata cukup panjang lebar berpidato dengan paparan power point sehingga meskipun sudah diingatkan sebanyak dua kali oleh ajudannya dengan secarik kertas, Habibie terus berpidato.
Saat diingatkan oleh ajudannya dengan secarik kertas, Habibie sempat berkata, "Pak Boediono kan tahu cara saya berpidato, ya." Para undangan dan peserta Muktamar tertawa, dan Habibie melanjutkan lagi pidatonya yang isinya bermacam-macam itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.