JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan menaruh hormat kepada Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan juga warganya. Sebelumnya, pidato Presiden yang berkaitan dengan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) DIY pada pembukaan sidang kabinet paripurna pekan lalu sempat membuat warga Yogyakarta berang. Pasalnya, Presiden menyebut kata "monarki yang tak boleh bertentangan dengan demokrasi". Pernyataan itu, oleh sebagian orang dinilai memojokkan Yogyakarta.
Ketika melakukan klarifikasi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (2/12/2010), Presiden mengatakan, RUUK DIY ditujukkan untuk warga DIY. "Undang-Undang ini saya rancang untuk menghormati saudara-saudara semua untuk memberikan kepastian," kata Presiden kepada para wartawan.
Presiden meminta semua pihak agar tenang dan berpikir jernih atas silang pendapat soal RUUK DIY. Masyarakat juga diminta menghormati proses pembuatan undang-undang ini. Pemerintah terbuka atas segala rekomendasi dan masukan dari masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, SBY juga kembali menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan langkah rehabilitasi dan rekonstruksi pascaerupsi Gunung Merapi. Pemerintah, kata SBY, akan memastikan proses tersebut dilaksanakan dengan baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.