Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Pers Percaya Kredibilitas "Kompas"

Kompas.com - 30/11/2010, 17:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Pers memercayai sumber yang digunakan harian Kompas dalam pemberitaan mengenai Ketua Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical. Untuk itu, Dewan Pers tidak mempermasalahkan berita Kompas yang menyebutkan pertemuan antara Ical dan terdakwa kasus mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan di Bali.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi Pengaduan Dewan Pers Bekti Nugroho seusai mengadakan rapat tertutup dengan tiga media terlapor, Selasa (30/11/2010) sore di kantor Dewan Pers di Gedung Jakarta Media Center, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Hadir dalam pertemuan itu, pimpinan tiga media terlapor, yakni Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun, Redaktur Pelaksana Kompas Budiman Tanuredjo, Direktur Pemberitaan MetroTV Suryopratomo, dan Wakil Pemimpin Redaksi Detik.com Didik Supriyanto.

Dalam pertemuan tersebut, Dewan Pers mengklarifikasi kepada media massa terlapor terkait keberatan Ical atas berita pertemuannya dengan Gayus. Kompas, misalnya, memberitakan adanya pertemuan itu dalam koran terbitan 12 November 2010.

"Kompas mengakui, dia memang memiliki sumber yang kredibel. Kalau begitu, tidak masalah," kata Bekti. "Detik dan Metro(TV) itu mengutip Kompas. Media Indonesia juga mengutip Kompas. Masih ada satu media lagi, Liputan 6, yang dalam beritanya menyebut sumbernya sendiri. Liputan 6 belum kami panggil," tambah Bekti.

Karena menganggap berita Kompas tersebut tidak mengandung permasalahan, Dewan Pers akan mempertemukan media-media tersebut dengan pihak pelapor. "Kami usahakan dalam minggu ini," kata Bekti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com