DEPOK, KOMPAS.com — Senja redup cukup menggambarkan kekecewaan wajah Muhammad Rosyid, pendukung Bambang Widjojanto, yang gagal menjadi ketua KPK setelah kalah voting oleh Busyro Muqoddas di Komisi III DPR, Kamis (25/11/2010).
Rosyid sangat ingin Bambang menjadi ketua KPK dan mengharumkan namanya di Kampung Bojong Lio, Depok, Jawa Barat.
Rosyid-lah yang mendorong dan mengantar mengurus surat-surat perlengkapan untuk mendaftarkan diri mengikuti seleksi pimpinan KPK di hari terakhir. Ia memang sangat dekat dengan Bambang.
Ketika Tribunnews.com menyambangi kampung halaman Bambang, saat itu terdengar kumandang adzan Asyar dari Masjid An Nur tak jauh dari rumah Rosyid. Rosyid masih terus mengikuti tayangan televisi yang menyiarkan penghitungan suara seusai voting.
Voting di Komisi III DPR yang digelar pada Kamis sore itu tampak di berita berbaris, skor menunjukkan 38 lawan 20, dan satu abstain. Ia tak menyangka hasil akhirnya jauh dari yang diharapkan. Mungkin, angka itu juga yang tak diharapkan warga. Jagoan Rosyid, juga jagoan warga lainnya, mendapat skor 20.
"Sempat kaget juga. Kalau dibilang sedih, ya saya sedih. Kampung ini adalah kampung kelahiran saya. Ternyata ada orang hebat seperti ini. Kalau harapan saya, Pak Bambang jadi," ujar Rosyid menceritakan profil jagoannya, Kamis (25/11/2010).
Ia sebetulnya yakin jagoannya bakal menang. Karena, sejak Rabu (24/11/2010) malam, ambang lihai membalikkan serangan pertanyaan pedas dari puluhan senator komisi hukum Senayan.
Rosyid sempat harap-harap cemas jika memang jagoannya menang. Belenggu protokoler kenegaraan tak memungkinkan lagi dia menemani jagoannya. Dampak lebih besar lagi, tentu saja pemasukannya berkurang sebagai tukang ojek.
Awal pertemuan Rosyid terjadi ketika sang jagoan pindah dari tanah Papua tahun 1995, membeli tanah kampung, membangun rumah dan menetap sebagai warga Bojong Lio. Rosyid mengenalnya sebagai aktivis LSM urusan hukum.
Bisa dibilang, Rosyid adalah warga yang cukup dekat dengan Bambang. Menjelang detik-detik terakhir penutupan pendaftaran calon Ketua KPK, Rosyid mungkin orang paling sibuk. Ia mengantar Bambang mengurus surat-surat yang dibutuhkan,
termasuk saat Rosyid mengurus pengantar SKCK untuk Bambang.