Wasior, Kompas
Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dan Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana diharapkan segera melakukan sanitasi lingkungan agar tak terjadi dampak penyakit infeksi akibat banjir bandang dan longsor di Wasior, 4 Oktober.
Hingga sore kemarin, jumlah korban yang ditemukan 92 jenazah, 837 orang luka, serta diidentifikasi 66 orang hilang.
Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Budihardja Singgih, saat meninjau penanganan pascabanjir di Wasior, mengatakan, langkah itu diperlukan sebab sejak banjir melanda empat hari lalu di wilayah itu, hingga kini belum ditempuh langkah disinfeksi atau sanitasi lingkungan.
Budihardja mengakui, jika kondisi lingkungan dibiarkan seperti ini, dikhawatirkan muncul potensi ancaman dampak ikutan seperti berbagai penyakit infeksi. Luasan bencana banjir-longsor diperkirakan mencapai 9 kilometer persegi.
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Papua Barat Decky Ampnir di Wasior mengatakan, langkah disinfeksi dilakukan mulai Jumat ini.
Usaha evakuasi kemarin hanya berhasil mengangkat empat jenazah di Kampung Sanduay dan satu jenazah anak balita di Muara Sungai Anggris.
Selain mencatat 92 korban tewas, 837 orang luka, dan sekitar 66 orang hilang, tercatat pula 126 korban luka berat dan ringan telah dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire, Papua.
Di Manokwari, ibu kota Papua Barat, posko bencana Wasior mencatat 1.519 pengungsi telah tiba di Pelabuhan Manokwari menggunakan tiga kapal, KRI Kalakay-818, KM Papua 3, dan KM Gracelia.