Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Curhat Sri Sumartini...

Kompas.com - 27/09/2010, 16:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa Sri Sumartini atau biasa disapa Tini menangis ketika menyampaikan pembelaan pribadi secara lisan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (27/9/2010). Tini memohon agar majelis hakim membebaskan dirinya dari segala tuntutan atau memberikan putusan seringan-ringannya.

Pembelaan pribadi itu ia sampaikan sekitar 4 menit. Mantan penyidik kasus Gayus Halomoan Tambunan itu berkali-kali mengusap air matanya dengan tisu yang terus ia genggam. Suasana ruang sidang hening selama Tini berbicara. Beberapa pengacaranya yang duduk di sebelah kanan Tini tak kuasa menahan tangis.

Inilah curhatan Tini yang menurut dia telah dipendam selama ini.

Pada prinsipnya saya adalah polisi yang selama ini sudah mengabdi dan sangat mencintai Polri. Tanpa cacat saya bekerja dengan disiplin melakukan perintah pimpinan, apa pun yang diberikan saya laksanakan. Saya tidak pernah meninggalkan tugas.

Dalam menaikkan karier, saya selalu mengikuti pendidikan yang diajarkan pimpinan sesuai aturan-aturan di kepolisian seperti kejuruan, pendidikan jenjang keperwiraan di Sukabumi.

Untuk itu yang mulia, berikan kesempatan kepada kami. Saya adalah seorang ibu dari tiga anak-anak kami yang sangat membutuhkan asuhan, belaian, dan harapan. Saya adalah masyarakat kecil, anak seorang anggota veteran, melanjutkan cita-cita menjadi seorang polisi.

Apabila dalam melaksanakan tugas dari pimpinan, melakukan perubahan administrasi dianggap salah, saya minta maaf yang mulia.

Saya dalam melaksanakan ibadah pun adalah uang dari pinjaman koperasi dan uluran tangan-tangan senior-senior atau rekan-rekan di Bareskrim. Tidak ada sedikit pun dalam melaksanakan tugas saya menikmati atau merekayasa untuk memperkaya diri saya atau keluarga saya. Sama sekali tidak ada. Bisa dicek di keluarga saya, benda apa yang saya miliki sampai sekarang ini.

Yang terhormat yang mulia, saya sudah menjalani hukuman sejak bulan Maret sampai sekarang. Sekiranya sudah cukup beban yang diberikan kepada saya karena keluarga saya, suami saya memerlukan saya yang selama ini saya tinggalkan. Mereka perlu bimbingan saya, kasih sayang saya karena mereka telantar tidak ada saya. Dalam masalah ini, saya sudah dibela oleh rekan-rekan penasihat hukum tanpa sedikit pun dipungut biaya dari saya.

Sekiranya saya dibebaskan dari tuntutan atau setidak-tidaknya diringankan kalau vonis nanti yang mulia. Saya hanya melaksanakan tugas dari pimpinan saya tanpa sedikit pun merekayasa atau mengharapkan sesuatu atas pekerjaan yang saya lakukan.

Sekiranya yang mulia terketuk hatinya dibukakan pintu hatinya oleh Allah. Ya Allah mudah-mudahan saya terbebas dari segala tuntutan, setidak-tidaknya saya diringankan dari vonis hakim yang mulia. Terima kasih yang mulia, itulah unek-unek saya selama ini, selama dalam tahanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com