Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MK: Melanggar Kepantasan!

Kompas.com - 31/08/2010, 17:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk membangun gedung baru yang sangat mewah dan dilengkapi fasilitas yang memanjakan penghuninya harus dipertimbangkan ulang. Pasalnya, jika tetap berkeras dibangun, sama saja melanggar asas kepantasan.

"Melanggar kepantasan, harus dipertimbangkan ulang," ujar Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD saat ditemui di ruang kerjanya, di Gedung MK, Jakarta, Selasa (31/8/2010).

Menurut Mahfud, apabila dengan adanya gedung baru ditambah fasilitas-fasilitas mewah tersebut dapat merubah dan menambah kemampuan semua penghuni Gedung DPR.

"Kemampuan tidak bakal meningkat, tapi fasilitasnya meningkat, tidak berarti bagi kemampuan dan produktivitas itu," katanya.

Lebih jauh Mahfud mengatakan, ada baiknya mengalokasikan dana ke sektor-sektor lain ketimbang membangun gedung wakil rakyat yang mewah. Misalnya, pembangunan pengadilan-pengadilan di luar Jawa, rumah prajurit, dan rumah-rumah hakim.

"Sekarang masih banyak kebutuhan lain, seperti bencana alam, kantor-kantor pengadilan di luar kota dan di Jawa, rumah-rumah para hakim, prajurit, lebih banyak memerlukan, ini DPR sudah jarang datang mau minta yang bagus, pikirkan rumah prajurit, siang malam ada di rumah tapi listriknya mati terus, kamar mandinya jelek. Kenapa tidak dibutuhkan itu saja," jelasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, DPR berencana akan membangun gedung baru dengan dilengkapi fasilitas-fasilitas mewah di dalamnya, seperti spa, tempat fitness, dan kolam renang. Bahkan, nilainya mencapai Rp 1,16 triliun. (Tribunnews/Willy Widianto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Nasional
Menteri KP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KP: Lahan "Idle" 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Nasional
Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Nasional
Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com