Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penangkapan Versi Kemlu

Kompas.com - 25/08/2010, 11:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memaparkan kronologi insiden penangkapan tiga petugas patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) oleh Polisi Marin Diraja Malaysia, Rabu (25/8/2010), dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR.

Kronologi versi Kementerian Luar Negeri diperoleh setelah mengumpulkan informasi dari sejumlah pihak terkait.

Berikut ini kronologi yang dipaparkan Marty secara garis besar:

1. Pada tanggal 13 Agustus 2010 pukul 20.00, tiga orang petugas patroli KKP melakukan tugasnya dengan kapal Dolphin 015. Dalam pelaksanaan tugas ini, mereka menangkap lima buah kapal yang berisi tujuh orang nelayan Malaysia.

"Tujuh nelayan itu kemudian dibawa ke kapal KKP bersama tiga pegawai yang mengawal pada nelayan itu," jelas Marty.

2. Dalam perjalanan membawa nelayan itu ke Pulau Batam, Polisi Marin Diraja Malaysia melakukan pengejaran dan mengeluarkan tembakan. Namun, belum bisa dipastikan apakah tembakan itu berupa peluru atau tembakan suar.

"Berdasarkan keterangan, tembakan itu menimbulkan cahaya terang sehingga kemungkinan itu berupa tembakan dari suar," ujarnya.

3. Setelah itu, lima kapal nelayan yang berisi tiga orang petugas KKP digiring Polisi Marin Diraja Malayisa. Menurut Kementerian Luar Negeri, nelayan dan kepolisian Malaysia melakukan tiga pelanggaran.

Pertama, masuknya kapal nelayan Malaysia ke perairan Indonesia. Kedua, masuknya patroli Polisi Marin Diraja Malaysia ke wilayah Indonesia, dan ketiga, penangkapan terhadap tiga petugas KKP dilakukan di wilayah Indonesia dan diduga ada tindak kekerasan yang dialami para petugas tersebut. Marty membantah sinyalemen bahwa pemerintah lambat melakukan komunikasi untuk membebaskan tiga petugas KKP.

"Kami memastikan keberadaan dan kondisi tiga orang petugas KKP dan berupaya mengembalikan mereka sesegera mungkin ke Indonesia begitu informasi kami terima. Semua tindakan dilakukan secara instan dan real time. Tidak ada satu menit pun yang terlewat hanya karena ada masalah birokrasi," ujar Marty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin Jika Menjanjikan

    Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin Jika Menjanjikan

    Nasional
    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Nasional
    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Nasional
    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Nasional
    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Nasional
    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Nasional
    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Nasional
    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Nasional
    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Nasional
    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Nasional
    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Nasional
    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Nasional
    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com