Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Jaga Netralitas atas Parpol

Kompas.com - 05/07/2010, 17:58 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Muhammadiyah menganut politik bebas aktif, tetapi tetap menjaga netralitas di antara partai politik sehingga para kadernya dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan yang tersebar di sejumlah partai di Tanah Air.

Pernyataan tersebut dikemukakan Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhmmadiyah Abdul Mukti dalam jumpa pers di sela Muktamar Muhammadiyah di press room Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (5/7/2010).

Ia menjelaskan, ke depan organisasi Islam tertua itu akan mengembangkan kepemimpinan dengan tetap menjaga netralitas kepada semua partai yang ada. Para kadernya bebas mengembangkan kemampuan kepemimpinannya di partai yang ada dan Muhammadiyah akan tetap netral.

Terkait adanya pemimpin ormas itu yang terlalu dekat dengan pimpinan partai tertentu, menurut Mukti, hal itu bersifat individual dan tak akan memengaruhi anggota ataupun simpatisan Muhammadiyah.

Sebagai organisasi massa Islam, Muhammadiyah akan menjunjung dan menghormati hak individu anggotanya untuk memilih partai yang dikehendaki. "Kalaupun ada partai yang dilahirkan oleh ormas ini, itu tak berarti setiap individu atau kader Muhammadiyah menjadi bagian di dalamnya," katanya menjelaskan.

Ia mengakui pimpinan Muhammadiyah sebelumnya ada yang memiliki hubungan dekat dengan pimpinan partai tertentu, tetapi itu terjadi karena adanya suatu kebutuhan untuk meningkatkan silaturahim. "Di situlah uniknya Muhammadiyah dalam menjaga netralitas terhadap semua partai. Meski demikian, para kadernya tetap memberi kontribusi untuk meningkatkan dan memajukan organisasi Muhammadiyah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com