Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Tak Lupakan Perempuan

Kompas.com - 05/07/2010, 16:30 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir menyatakan, organisasi ini tidak melupakan peran perempuan di dalam  kepengurusan periode 2010-2015. Walau demikian, tidak satu pun dari 13 anggota pimpinan pusat yang terpilih terdapat kaum hawa.

"Muhammadiyah sejak dulu selalu memegang teguh prinsip pemilihan secara demokratis," kata Haedar Nasir di Yogyakarta, Senin (5/7/2010).

Menurut dia, tidak adanya perempuan dalam calon anggota tetap Pimpinan Pusat Muhammadiyah disebabkan adanya pemikiran bahwa perempuan sudah memiliki persyarikatan tersendiri di dalam Muhammadiyah, yaitu Aisyiyah.

Selain itu, lanjut dia, kesibukan di dalam penyelenggaraan muktamar menyebabkan tidak ada satu pun perempuan yang terpilih di dalam proses perjalanan pemilihan.  "Saya sendiri sudah memilih perempuan saat pemilihan calon anggota tetap pimpinan pusat Muhammadiyah," katanya.

Ia menyatakan, meskipun tidak akan ada perempuan di dalam 13 anggota pimpinan pusat Muhammadiyah 2010-2015, masih akan ada peluang untuk memodifikasi anggota pimpinan tersebut, misalnya, dengan menambah anggota perempuan atau melalui majelis-majelis yang dimiliki organisasi.

"Proses itu bisa dilakukan secara dialogis, tetapi memang keputusan yang diambil sangat tergantung dari kesepakatan 13 anggota pimpinan," katanya. 

Secara garis besar, lanjut Haedar, semua anggota pimpinan pusat harus memiliki semangat untuk menjalankan tugas tersebut sebagai amanat agama sehingga perlu dikerjakan dengan ikhlas dan penuh komitmen.

Salah satu komitmennya adalah menjaga nilai-nilai Muhammadiyah dalam menjalankan dakwah dan tajdid serta menghindari terlibat langsung dengan politik praktis, tetapi tetap berperan dalam politik kebangsaan.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Chamamah Soeratno menyatakan, perempuan tidak boleh berdiam diri dalam menerima nasibnya. "Era sekarang adalah era kemajuan. Perempuan harus memiliki pandangan yang maju, cerdas, dan kritis. Perempuan harus berani menyuarakan nasibnya. Perkara nanti hasilnya seperti apa, hal itu akan diserahkan sesuai situasi dan kondisi yang ada," katanya.

Ia menyatakan, tujuan utama yang ingin dicapai melalui penyuaraan hak perempuan adalah untuk memberikan pencerahan kepada seluruh masyarakat tentang peran penting perempuan di dalam pemberdayaan masyarakat. "Jika diberi kesempatan, perempuan itu sebenarnya bisa. Untuk menduduki sebuah jabatan, tidak boleh pandang jenis kelamin, tetapi melihat kapabilitas seseorang," katanya.

Chamamah menegaskan, kesadaran gender adalah parameter untuk menentukan apakah seseorang memiliki pikiran yang tajam, cerdas, dan kritis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemensos: Banyak Lansia di Aceh Utara Masih Takut Operasi Katarak

    Kemensos: Banyak Lansia di Aceh Utara Masih Takut Operasi Katarak

    Nasional
    Sampaikan Nota Pembelaan, Achsanul Qosasi Pamer Dapat Penghargaan Bintang Jasa Utama

    Sampaikan Nota Pembelaan, Achsanul Qosasi Pamer Dapat Penghargaan Bintang Jasa Utama

    Nasional
    Bacakan Pledoi, Achsanul Qosasi Klaim Berperan Kembalikan Hotel Sultan dan TMII ke Negara

    Bacakan Pledoi, Achsanul Qosasi Klaim Berperan Kembalikan Hotel Sultan dan TMII ke Negara

    Nasional
    Ketua KPK Perintahkan Segera Nyatakan Banding Putusan Sela Kasus Gazalba

    Ketua KPK Perintahkan Segera Nyatakan Banding Putusan Sela Kasus Gazalba

    Nasional
    Nasdem Siapkan Sejumlah Nama untuk Pilkada Jabar, Ada Muhammad Farhan dan Saan Mustopa

    Nasdem Siapkan Sejumlah Nama untuk Pilkada Jabar, Ada Muhammad Farhan dan Saan Mustopa

    Nasional
    Kemensos Bantu 392 Lansia Operasi Katarak Gratis di Aceh Utara

    Kemensos Bantu 392 Lansia Operasi Katarak Gratis di Aceh Utara

    Nasional
    Anggota DPR Sebut Tak Ada soal Dwifungsi TNI dalam RUU TNI

    Anggota DPR Sebut Tak Ada soal Dwifungsi TNI dalam RUU TNI

    Nasional
    Buka Sekolah Pemimpin Perubahan, Cak Imin Harap PKB Tetap Kontrol Kinerja Eksekutif-Legislatif

    Buka Sekolah Pemimpin Perubahan, Cak Imin Harap PKB Tetap Kontrol Kinerja Eksekutif-Legislatif

    Nasional
    KPK Cegah 2 Orang Bepergian ke Luar Negeri Terkait Kasus di PGN

    KPK Cegah 2 Orang Bepergian ke Luar Negeri Terkait Kasus di PGN

    Nasional
    DKPP Lantik 21 Tim Pemeriksa Daerah PAW dari 10 Provinsi

    DKPP Lantik 21 Tim Pemeriksa Daerah PAW dari 10 Provinsi

    Nasional
    Ahmad Sahroni dan Pedangdut Nayunda Nabila Jadi Saksi di Sidang SYL Besok

    Ahmad Sahroni dan Pedangdut Nayunda Nabila Jadi Saksi di Sidang SYL Besok

    Nasional
    Pertamina Bersama Komisi VII DPR Dukung Peningkatan Lifting Migas Nasional

    Pertamina Bersama Komisi VII DPR Dukung Peningkatan Lifting Migas Nasional

    Nasional
    KPK Nyatakan Hakim Agung Gazalba Bisa Disebut Terdakwa atau Tersangka

    KPK Nyatakan Hakim Agung Gazalba Bisa Disebut Terdakwa atau Tersangka

    Nasional
    Gelar Rapat Persiapan Terakhir, Timwas Haji DPR RI Pastikan Program Pengawasan Berjalan Lancar

    Gelar Rapat Persiapan Terakhir, Timwas Haji DPR RI Pastikan Program Pengawasan Berjalan Lancar

    Nasional
    Kemenhan Tukar Data Intelijen dengan Negara-negara ASEAN untuk Tanggulangi Terorisme

    Kemenhan Tukar Data Intelijen dengan Negara-negara ASEAN untuk Tanggulangi Terorisme

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com