Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Formappi: Stop Usulan Dana Aspirasi

Kompas.com - 05/06/2010, 13:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang mengatakan, DPR sebaiknya tak melanjutkan usulan dana aspirasi bagi anggota Dewan sebesar Rp 15 miliar per tahun. Sejauh ini, usulan tersebut, menurut dia, tak mendapatkan respons positif dari masyarakat luas.

"Kalau tidak direspons dengan baik oleh masyarakat, jangan dilanjutkan. Kasihan DPR-nya. Mumpung ini belum gagasan final. Niat baik ini dibatalkan saja. Sepertinya berat untuk dilanjutkan," kata Sebastian, Sabtu (5/6/2010), di Jakarta.

Menurut Sebastian, DPR lebih baik memaksimalkan peran pengawasan dalam hal penggunaan anggaran. Alasan yang diungkapkan DPR, penggunaan anggaran negara tak adil sehingga pembangunan tak merata di seluruh Tanah Air. Pengalokasian dana yang melekat pada anggota Dewan tersebut akan digunakan untuk pembangunan di setiap daerah pemilihan.

Ketua Badan Anggaran DPR Harry Azhar Azis mengatakan, dana belasan miliar rupiah itu tidak akan diberikan dalam bentuk uang langsung kepada anggota Dewan. Yang ditawarkan adalah program yang diusulkan kepada pemerintah daerah untuk dilaksanakan dengan menggunakan dana aspirasi.

"Selama ini, kalau reses, bertemu konstituen, kita me-list permasalahan mereka. Tetapi tidak ada dana untuk merealisasikannya. Kami ingin rupiah dalam APBN itu tidak hanya dirasakan oleh satu atau dua kelompok, tetapi oleh seluruh rakyat Indonesia yang mungkin di peta saja tidak ada gambar wilayahnya," ujarnya.

Namun, bagaimana mekanisme penggunaan dan pertanggungjawabannya masih akan dibahas lebih jauh.

Meski pemerintah sudah menyatakan dana tersebut dipandang tak perlu dialokasikan, Harry mengatakan, pembahasan usulan tersebut akan tetap menjadi salah satu masukan dalam rancangan APBN 2011 yang mulai dibahas pekan depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

    Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Nasional
    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Nasional
    Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Nasional
    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Nasional
    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com