Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawat Indonesia Disukai di Luar Negeri

Kompas.com - 28/04/2010, 22:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga medis, terutama perawat, asal Indonesia diminati di luar negeri. Seiring dengan tingginya minat terhadap tenaga kerja Indonesia, perlindungan terhadap para pekerja tersebut perlu diperhatikan. Demikian terungkap dalam acara seminar bertema Pekerja Wanita di Era Globalisasi yang diselenggarakan RSIA Budi Kemuliaan, Rabu (28/4/2010).

Plt. Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan TKI Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Abdul Malik Harahap mengatakan, sejumlah negara seperti Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi sudah menyatakan minatnya.

Arab Saudi, misalnya, membutuhkan sekitar 20.000 tenaga perawat dari Indonesia. Sedangkan, Qatar dan Abu Dhabi sudah menyatakan ketertarikannya tetapi belum menyebutkan jumlah, ujarnya. Ketertarikan negara-negara tersebut, dikarenakan tenaga medis asal Indonesia berkualitas. Pemerintah sendiri berkeinginan agar tenaga kerja Indonesia, semakin banyak yang di sektor formal. Saat ini, pekerja Indonesia di luar negeri baru sekitar 20 persen yang bekerja di sektor formal.

Hal senada diungkapkan Erika, selaku Kepala Bidang Hukum dan Perlindungan/Advokasi Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia. Namun, para tenaga medis tersebut biasanya terkendala dengan bahasa dan kultur yang sangat berbeda.

"Permintaan terhadap tenaga medis, terutama perawat, memang sangat besar. Tetapi sesampainya di negara tempat bekerja masih banyak keluhan dari kedua belah pihak, baik dari perawat maupun pihak yang mempekerjakan," ujarnya.

Dia mencontohkan, Jepang, negara yang mempekerjakan banyak perawat Indonesia mengeluh karena faktor bahasa dan komunikasi. Para perawat kurang dapat berbahasa Inggris dan Jepang. Padahal, komunikasi sehari-hari dan penulisan laporan ditulis dalam Bahasa Jepang sehingga karir kurang berkembang. "Banyak para perawat yang walaupun bergelar sarjana merasa diperlukan hanya sebagai pembantu perawat di sana," ujarnya.       

Untuk perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia di luar negeri, menurut Erika, harus komprehensif dari mulai rekruitmen di tanah air hingga saat bekerja di luar negeri. "Di kalangan perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia sendiri diakui masih ada oknum yang tidak memenuhi kewajibannya melindungi, mendidik, dan menyiapkan tenaga yang akan dikirim," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com