Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ratusan Ribu Buku Bajakan "Gurita Cikeas"

Kompas.com - 08/02/2010, 19:28 WIB

Laporan Wartawan Radio Sonora, Rico

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan ribu buku bajakan Gurita Cikeas diperkirakan beredar bebas di sejumlah kota, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Buku bajakan Gurita Cikeas ini paling banyak beredar di Jakarta dan Bandung.

"Ada 15 jenis seri bajakan, kalau rata-rata ada 10.000 berarti ada sekitar 150.000 buku bajakan beredar," ujar Direktur Galang Press Julius Felicianus di sela-sela persiapan Tahlilan Mengenang 40 Hari Gus Dur di Yogyakarta, Senin (8/2/2010). Ia menyatakan, untuk Jakarta saja ada 4 seri buku bajakan.

Ia menambahkan berdasarkan pengalamannya dengan buku Jakarta UnderCover, jumlah buku bajakan biasanya 2 kali lipat dari perkiraan yang ada. Jadi, saat ini diperkirakan ada 300.000 eksemplar buku bajakannya.

Menurut Julius, tak hanya nama pengarang yang salah. Buku bajakan Gurita Cikeas yang beredar di Jakarta, jika dibuka, maka bukan dimulai dengan halaman 1 melainkan langsung halaman 29. "Ada yang tulisan pengarangnya salah, George Junus Aditjondro dicetak keliru dengan nama George Junius Aditjondro," ungkap Julius.

Ia memastikan, secara materi, Galang Press merugi. Namun, masyarakatlah yang lebih dirugikan karena akses informasi yang terbatas terkait dugaan korupsi. Julius menyampaikan di Jakarta bahwa buku bajakan Gurita Cikeas banyak beredar di Pasar Senen, sementara untuk Bandung banyak ditemukan buku bajakan Gurita Cikeas di pasar buku tradisional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com