Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penahanan Bibit dan Chandra, Bentuk Kepanikan Polisi

Kompas.com - 30/10/2009, 20:46 WIB

SOLO, KOMPAS.com — Langkah kepolisian menahan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (nonaktif), Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah, terus menuai kritik dari berbagai kalangan. Selain alasan yang digunakan dinilai tidak kuat, penahanan tersebut lebih dinilai sebagai bentuk kepanikan pihak kepolisian.

"Menurut saya, penahanan itu lebih memperlihatkan kepanikan polisi, yang berkaitan dengan terbongkarnya rekaman dan transkrip yang beredar di masyarakat," ujar Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman, di Solo, Jumat (30/10) malam.

Ia menilai, kepanikan polisi tersebut terlihat karena penahanan terhadap Bibit dan Chandra baru dilakukan sekarang. Mestinya, jika polisi berniat menahan keduanya, hal itu sudah dilakukan sejak dulu, yakni sejak pertama kali Bibit dan Chandra dipanggil dan tidak hadir.

Boyamin menyatakan, jika alasan yang dipakai polisi saat menahan Bibit dan Chandra karena alasan undang-undang, itu patut dipertanyakan lebih lanjut. "Kalau alasan undang-undang mereka ditahan karena dikhawatirkan mengulangi perbuatan, pertanyaannya perbuatan apanya yang akan diulangi, wong mereka sudah dinonaktifkan dari pimpinan KPK," ujarnya.

Demikian juga kalau alasan menghilangkan barang bukti. Alasan ini juga dipertanyakan karena keduanya sudah tidak menjabat pimpinan KPK. Sedangkan kalau dikhawatirkan melarikan diri, itu terlalu berlebihan karena keduanya sudah dicekal.

"Alasan penahanan berdasarkan undang-undang memang ada, tetapi mandatnya tidak ada. Penahanan ini lebih pada bentuk arogansi kekuasaan politik semata-mata," ujarnya.

Menurut Boyamin, perseteruan antara KPK dan Polri seharusnya mendapat perhatian khusus dari Presiden agar tidak berlarut-larut dan semakin memperburuk kondisi penegakan hukum, terutama pemberantasan korupsi di Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com