Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai "Oposisi" Perlu Diberi Suntikan Anggaran

Kompas.com - 23/10/2009, 16:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Keberadaan partai oposisi, penyeimbang, atau apa pun istilahnya tetap diperlukan untuk menjaga kontrol agar kekuatan pemerintah tak menjadi absolut. Sayangnya, ongkos politik yang tak sedikit akhirnya membuat kekuatan oposisi menjadi "kembang kempis".

Pengamat politik Universitas Indonesia, Maswadi Rauf, menilai perlu diwacanakan adanya pos anggaran bagi partai oposisi. Hal ini penting agar eksistensi partai oposisi bisa memberikan insentif positif terhadap partai yang memilih sikap politik di luar pemerintahan.

"Perlu ada anggaran, bantuan untuk pihak oposisi agar menggairahkan keberadaan partai oposisi itu sendiri karena memang kita perlukan," kata Maswadi, Jumat (23/10) di Gedung DPR, Jakarta.

Aturan mengenai anggaran bagi oposisi itu, menurutnya, bisa diatur dalam UU Partai Politik. Subsidi anggaran tersebut perlu diberikan karena partai oposisi tidak mendapatkan fasilitas apa pun dibandingkan partai pendukung pemerintah.

"Oposisi tidak bisa mendapatkan fasilitas, lalu mereka mencari sendiri dana untuk bertahan hidup maka perlu anggaran atau subsidi khusus. Hal ini bisa membuat oposisi sehat," ujarnya.

"Sekarang ini kan menjadi oposisi seolah menjadi menakutkan sehingga orang berusaha untuk bergabung dengan SBY," lanjut Maswadi.

Dalam kesempatan terpisah, anggota Fraksi PDI Perjuangan menyatakan, di mayoritas negara maju, kekuatan oposisi turut ditopang keberadaannya oleh negara. "Ada anggaran untuk oposisi. Tapi di kita (Indonesia) tidak sehingga terjadi model kartel. Setelah pemilu, selesai semuanya," ujar Ganjar.

Sementara itu, Sekjen Gerindra sekaligus Wakil Ketua Fraksi Gerindra di DPR, Ahmad Muzani, juga mengungkapkan, insentif bagi oposisi bisa menimbulkan semangat sehingga kekuatan oposisi tidak melemah atau bahkan "mati suri". Kendati demikian, ia mengingatkan agar peraturan mengenai hal tersebut harus diatur secara jelas.

"Agar jangan nanti ramai-ramai jadi oposisi karena mengharapkan insentifnya," kata Muzani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PP Tapera Diteken, Pendapatan Pegawai Negeri, Swasta, dan 'Freelance' Akan Dipotong 3 Persen

PP Tapera Diteken, Pendapatan Pegawai Negeri, Swasta, dan "Freelance" Akan Dipotong 3 Persen

Nasional
Buka Peluang Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Nasdem: Komunikasi Kami Bagus

Buka Peluang Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Nasdem: Komunikasi Kami Bagus

Nasional
Pilkada Serentak 2024, Keamanan Papua Jadi Perhatian Khusus

Pilkada Serentak 2024, Keamanan Papua Jadi Perhatian Khusus

Nasional
Dirut Pertamina Sampaikan 2 Strategi untuk Capai Komunitas Ekonomi ASEAN

Dirut Pertamina Sampaikan 2 Strategi untuk Capai Komunitas Ekonomi ASEAN

Nasional
Nasdem Beri Surat Rekomendasi ke 6 Kader Ikut Pilkada, Ada di Papua dan Bangka Barat

Nasdem Beri Surat Rekomendasi ke 6 Kader Ikut Pilkada, Ada di Papua dan Bangka Barat

Nasional
Wamenkeu Sebut Indonesia Mulai Berproses Jadi Anggota Penuh OECD

Wamenkeu Sebut Indonesia Mulai Berproses Jadi Anggota Penuh OECD

Nasional
Baru 19 Persen Daerah Masuk Kemarau, BMKG Ingatkan Potensi Kering dan Banjir Bandang Sekaligus

Baru 19 Persen Daerah Masuk Kemarau, BMKG Ingatkan Potensi Kering dan Banjir Bandang Sekaligus

Nasional
Menko Polhukam: Mendekati Pilkada, Eskalasi Kerawanan Sedang hingga Tinggi

Menko Polhukam: Mendekati Pilkada, Eskalasi Kerawanan Sedang hingga Tinggi

Nasional
Caleg PKS Diduga Selundupkan 70 Kg Sabu, Polisi Usut Dugaan Uang Mengalir ke Partai

Caleg PKS Diduga Selundupkan 70 Kg Sabu, Polisi Usut Dugaan Uang Mengalir ke Partai

Nasional
Kapolri dan Kejagung Diminta Jelaskan Isu Jampidsus Dibuntuti, Tak Cuma Pamer Keakraban

Kapolri dan Kejagung Diminta Jelaskan Isu Jampidsus Dibuntuti, Tak Cuma Pamer Keakraban

Nasional
Soal Densus 88 Buntuti Jampidsus, Menko Polhukam: Kapolri dan Jaksa Agung Menghadap Jokowi

Soal Densus 88 Buntuti Jampidsus, Menko Polhukam: Kapolri dan Jaksa Agung Menghadap Jokowi

Nasional
KPK Pastikan Akan Banding Putusan Sela Perkara Gazalba Saleh

KPK Pastikan Akan Banding Putusan Sela Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Membaca Sikap Politik PDI Perjuangan

Membaca Sikap Politik PDI Perjuangan

Nasional
Bukan Anies, Nasdem Kini Utamakan Usung Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta

Bukan Anies, Nasdem Kini Utamakan Usung Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta

Nasional
Achsanul Qosasi Klaim Tak Kondisikan Temuan BPK di Proyek BTS 4G

Achsanul Qosasi Klaim Tak Kondisikan Temuan BPK di Proyek BTS 4G

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com