Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari yang Nyentrik Hingga yang Dicap Antek

Kompas.com - 18/08/2009, 07:00 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Pemilihan umum presiden (pilpres) Afganistan tinggal dua hari lagi sejak Selasa (18/8). Di negeri yang selalu haru-biru oleh pertikaian suku ini, muncul empat sosok yang bakal bertarung dalam ajang tersebut. Presiden Hamid Karzai pun menjadi salah satu kandidat di antara.

Berikut ini sosok para calon presiden Afganistan yang bakal "merayu" sekitar 17 juta pemilih.

Abdullah Abdullah

Blasteran dari ayahnya yang berasal dari suku Pashtun dan ibunya yang suku Tajik pernah menjabat sebagai menteri luar negeri. Abdullah, saat pergolakan berdarah di Afganistan hampir delapan tahun lalu adalah salah satu panglima perang pendukung Aliansi Utara. Seperti diketahui, aliansi ini, yang di dalamnya juga bergabung nama Hamid Karzai berhasil menjungkalkan Taliban dari kekuasaan.

Walau blasteran, Abdullah Abdullah lebih dikenal sebagai orang Tajik. Di Afganistan, suku ini kebanyakan tinggal di kawasan utara. Suku Tajik jumlahnya sekitar seperempat dari warga Afganistan.

Dalam berbagai kesempatan, termasuk saat kampanye, Abdullah mengutarakan bakal membentuk pemerintahan yang bersih. Ia pun berkehendak mengubah pemerintah Afganistan ke sistem parlementer.

Jajak pendapat di Afganistan menunjukkan, Abdullah Abdullah bisa mengantongi 25 persen suara. Kalau itu, terjadi, Abdullah bakal menggeser posisi Hamid Karzai.


Ramazan Bashardost

Kini, Ramazan Bashardost adalah anggota parlemen Afganistan. Sebelumnya, dia adalah menteri perencanaan dengan reputasi nyentrik. Soalnya, Bashardost, kalau sedang tak berkampanye, justru menghabiskan hari-hari kerjanya di luar gedung parlemen. Ya, Bashardost satu-satunya wakil rakyat yang mendirikan tenda tak jauh dari gedung parlemen di Kabul. Dari situlah dia mengumandangkan tekad antikorupsi dan antikroni.

Bashardost berasal dari suku Hazara. Suku yang warganya kebanyakan beraliran Muslim Syiah ini adalah minoritas di Afganistan, dari jumlah populasi. Waktu Taliban berkuasa, suku Hazara acap menjadi bulan-bulanan karena ketidaksamaan paham. Soalnya, Taliban kebanyak beraliran Muslim Suni.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com