Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gustav Kerek Harga Minyak

Kompas.com - 01/09/2008, 10:30 WIB

SINGAPURA, SENIN - Harga minyak dunia naik kurang dari satu dollar AS di perdagangan Asia, Senin (1/9), setelah Badai Gustav memaksa menutup hampir seluruh produksi minyak di Teluk Meksiko, kata para analis.
    
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Oktober, naik 84 sen menjadi 116,30 dollar AS per barel dari penutupan 115,46 dollar AS ketika perdagangan tutup pada Jumat ((29/8) di New York Mercantile Exchange.
    
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober naik 72 sen menjadi 114,77 dollar AS dari 114,05 dollar AS di London pada Jumat.
    
Sekitar seperempat produksi minyak AS berasal dari Teluk, salah satu pusat kegiatan produksi energi terbesar di Amerika. Namun, pejabat AS mengatakan pada Minggu, lebih dari 96 persen  produksi minyak Teluk dan 82 persen produksi gas alam telah dihentikan dalam menghadapi serangan topan.
    
Angin topan dengan kekuatan pada kategori empat dengan kecepatan angin 150 mil (242 kilometer) per jam itu diramalkan akan menyerang wilayah Pesisir Teluk awal pekan ini, terutama kota New Orleans di negara bagian Louisiana. "Itu seluruhnya tentang Gustav," kata Tony Nunan, dari perusahaan minyak internasional Mitsubishi Corp’s di Tokyo.
    
Tapi, ia mengatakan, kenaikan harga dibatasi oleh kekhawatiran tentang pelambatan ekonomi global dan turunnya permintaan minyak.
    
Harga minyak dunia telah menyusut dari rekor tertinggi di atas 147 dollar AS per barel awal Juli setelah menembus 100 dollar AS pada awal tahun ini.
    
Kenaikan pada Senin sekitar satu dollar AS "tidak benar-benar banyak," kata Nunan. Ia menambahkan bahwa perdagangan akan berlangsung tipis karena pasar AS tutup untuk libur Hari Buruh.
    
Jika fasilitas minyak bertahan tidak rusak akibat badai, harga minyak dapat cenderung terus turun mendekati 100 dollar AS. Tetapi kerusakan pada skala Badai Katrina tiga tahun lalu, dapat mendorong harga melonjak menjadi 120 dollar AS, kata dia.
    
Ancaman Gustav mengingatkan serangan Badai Katrina dan Rita pada 2005 yang merusak atau menghancurkan  sekitar 165 dari sekitar  4.000 anjungan minyak di Teluk.
    
Raksasa energi AS ExxonMobil, Minggu (31/8), mengatakan telah menyelasaikan persiapan mengantisipasi serangan badai pada operasional minyak dan gas di pesisir Teluk. Para pekerja di anjungan lepas pantai telah dievakuasi, kata perusahaan.
    
"Kami juga memindahkan personil dari fasilitas darat mengantisipasi mendekatnya badai," kata perusahaan dalam sebuah pernyataannya, menambahkan perseroan diperkirakan terus memasok para pelanggannya.
    
Satu dari kilang minyaknya, di Chalmette, Louisiana, ditutup, namun kilang Exxon lainnya dan pabrik kimia di pesisir Teluk masih beroprasi pada Minggu, kata ExxonMobil.
    
Sebagai tambahan, Shell menutup fasilitas lepas pantainya, dan juga menutup kilang minyak dan pabrik kimia di pesisir Teluk, sementara yang lainnya masih siaga.
    
Grup minyak Inggris BP dan rivalnya dari AS ConocoPhillips juga mulai mengevakuasi  para pekerja lepas pantai mereka.
    
Analis industri minyak Andy Lipow yang berbasis di Houston, Texas, mengatakan  disana akan terjadi gangguang pasokan. "Tetapi bagaimana secepatnya industri dapat pulih kembali menjadi kunci utamanya," ujarnya.
    
Lipow mengatakan industri minyak sekarang lebih siap menghadapi badai, baik untuk fasilitas lepas pantai maupun darat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com