Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Asian Games 2018 Tak Perlu Mewah, yang Penting Prestasi

Kompas.com - 15/03/2017, 16:04 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali menekankan pentingnya efisiensi anggaran pelaksanaan Asian Games 2018.

Menurut dia, capaian prestasi atlet jauh lebih penting, daripada memboroskan anggaran untuk pelaksanaan event empat tahunan itu.

“Saya sudah jelaskan, trend dari pada olimpiade dan Asian Games itu, pertandingan Asian Games nomor dua besarnya setelah Olimpiade. Nah, karena itu sekarang mulai cost effective agar jangan jor-joran acara itu mewah,” kata Kalla usai memimpin rapat persiapan Asian Games 2018 di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (15/3/2017).

(baca: Wapres: Pemerintah Rogoh Rp 30 Triliun untuk Asian Games 2018)

Hingga kini, pemerintah belum mengetok palu berapa anggaran pelaksanaan Asian Games yang diperlukan.

Anggaran sebesar Rp 8,7 triliun yang diusulkan Panitia Penyelenggara Indonesia untuk Asian Games 2018 (Inasgoc) telah diminta untuk dievaluasi.

Meski demikian, Wapres menyatakan, revisi usulan anggaran tidak akan mengabaikan standar pelaksanaan Asian Games yang ditentukan Olympic Council of Asia (OCA).

“Kita juga penuhi standar-standar itu, tetapi tidak bermewah-mewah. Yang paling penting bagaimana kita berprestasi,” ujarnya.

(baca: Anggaran Asian Games Dipangkas, Pemerintah Andalkan Pemasukan Tiket)

Salah satu solusi yang ditawarkan untuk menekan pengeluaran anggaran, yaitu dengan memangkas jumlah cabang olahraga yang ditandingkan.

Wapres merujuk pelaksanaan Asian Games di Incheon, Korea Selatan tahun 2014, sebagai rujukan pelaksanaan Asian Games tahun depan.

Rapat Koordinasi Komite Asian Games 2018 (Corcom AG2018) yang diikuti Inasgoc dan Dewan Olimpiade Asia (OCA), Senin (6/3/2017) lalu, memutuskan, Asian Games 2018 yang bakal digelar di Jakarta dan Palembang akan mempertandingkan 484 nomor dari 42 cabang olah raga.

Sementara, merujuk laman resmi OCA, www.ocasia.org, pelaksanaan Asian Games 2014 di Incheon mempertandingkan 437 nomor pada 36 cabang olah raga. Event tersebut diikuti oleh 9.501 atlet yang berasal dari 45 negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com