Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Bela Dimas Kanjeng, Marwah Daud Mundur dari MUI

Kompas.com - 04/10/2016, 21:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Najamuddin Ramly mengonfirmasi bahwa Marwah Daud Ibrahim telah mengundurkan diri dari kepengurusan MUI.

Pengunduran diri itu karena Marwah lebih memilih untuk membela Padepokan Dimas Kanjeng yang dipimpin Taat Pribadi.

Di MUI, Marwah Daud menjabat Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga. 

"Marwah Daud Ibrahim mengundurkan diri per 3 Oktober meski secara tertulis lewat pesan elektronik WhatsApp kami terima tanggal 4 Oktober. Nanti menyusul surat resmi," kata Najamuddin di Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Menurut dia, dengan pengunduran diri itu berarti MUI sudah tidak memiliki hubungan secara kelembagaan dengan Marwah.

Dia mengatakan tindakan dan keyakinan Marwah untuk tetap membela Padepokan Dimas Kanjeng itu bersifat pribadi.

(Baca: Marwah Daud Bela Dimas Kanjeng, Jimly Minta Ilmuwan-Cendekia Berpikir Benar)

Najamuddin mengatakan pihaknya akan segera mengeluarkan fatwa setelah menerima hasil investigasi dari MUI Jawa Timur.

Najamuddin mengungkapkan, alasan pengunduran diri Marwah karena yang bersangkutan tetap memilih untuk tetap menjadi Ketua Pembina Yayasan Dimas Kanjeng.

Secara pribadi, Najamuddin belum mengerti mengapa Marwah lebih memilih Yayasan Kanjeng Dimas dan mengundurkan diri dari MUI.

Sebagai seorang berintelektual, organisatoris dan politisi, kata dia, seharusnya Marwah tidak mempercayai tindakan di luar logika yang menyimpang dari akidah Islam.

(Baca: Marwah Daud: Dimas Kanjeng Punya Ilmu Pindahkan Uang atau Tiba-tiba Ada Peti Isi Uang)

"Kenapa Marwah tertarik? Sebagai intelektual, Koordinator ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) dan peneliti, logikanya tidak masuk akal, bisa tertarik. Saya kira ini perbuatan sihir dan nujum, Marwah diperlihatkan trik-trik Kanjeng Dimas," katanya.

Taat Pribadi, pimpinan Pondok Dimas Kanjeng, menjadi tersangka pembunuhan terhadap mantan santrinya. Pria yang mengaku bisa menggandakan uang itu juga jadi tersangka penipuan. 

Marwah Daud adalah mantan Asisten Peneliti Bank Dunia bergelar doktor lulusan The American University Washington DC, Amerika Serikat. Dia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum ICMI. 

Kompas TV Aset Milik Dimas Kanjeng Akan Disita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com