Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Ingin Respons Fenomena di Daerah seperti Zaman Orde Baru

Kompas.com - 07/03/2016, 17:48 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo melontarkan wacana pembentukan satuan tugas lintas pemerintah dan lembaga pada tingkat kota, kabupaten atau provinsi di seluruh Indonesia.

Satgas itu dapat menjadi sarana untuk merespons setiap fenomena yang terjadi di daerah tersebut.

"Saya sudah berdiskusi, baiknya dibentuk ada Satgas Terpadu di tingkat kota, kabupaten dan provinsi. Di situ ada pemerintah daerahnya, BNN, TNI, Polri, Kejaksaan, BNPT, BNPB, Imigrasi dan bea cukai. Harus ada wadah yang mampu menciptakan sinergis yang baik," ujar Tjahjo Rapat Koordinasi Nasional Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial 2016 di Balroom Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (7/3/2016).

"Saya ingin sekarang ini seperti di zaman orde baru. Ada gelas pecah saja, semuanya bisa tau. Tingkatan kota, kabupaten, provinsi, langsung koordinasi saat itu juga. Selidiki. Siapa yang bawa gelas, kenapa bisa pecah, apa efek pecahannya. Seperti itu," lanjut dia.

Dalam rapat koordinasi tersebut, hadir Kepala Kesatuan Kebangsaan Politik pemerintah kota, kabupaten hingga provinsi se Indonesia.

Hadir pula beberapa pejabat Kepala Polres Kota dan Kabupaten serta sejumlah Komandan Distrik Militer.

Sejumlah persoalan yang dapat diurus Satgas, yakni, persoalan korupsi, penyalahgunaan narkotika, pencegahan radikalisme, bencana alam hingga persoalan pertahanan teritorial.

Menurut Tjahjo, tantangan bangsa Indonesia saat ini adalah pembangunan, baik sumber daya manusia atau ekonomi.

Satgas-satgas itu diharapkan mampu menjadi garda terdepan menciptakan stabilitas keamanan dan pada akhirnya pembangunan berjalan dengan baik dan merata.

"Kami sedang mempersiapkan payung hukum (pembentukan Satgas) itu. Kan sekarang ini juga ada program Jaksa masuk desa, TNI masuk desa, demikian juga Polri. Kita inginnya seluruh elemen bersinergi menjaga wilayah masing-masing," ujar Tjahjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com