JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memimpin rapat membahas persiapan pengembangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia.
Jokowi ingin TNI menyiapkan sedini mungkin rencana pengunaan anggaran untuk keperluan pengadaan alutsista.
Jokowi menuturkan, anggaran TNI pada 2014 sebesar 0,78 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sedangkan pada 2015, anggaran TNI sebesar 0,89 persen dari PDB. Pada 2016, anggaran TNI mencapai 1,1 persen dari PDB.
Jokowi mengungkapkan, anggaran TNI pada 2017 bisa mencapai 1,5 persen dari PDB dengan catatan pertumbuhan ekonomi di atas enam persen.
Menurut Jokowi, jumlah tersebut setara dengan Rp 250 triliun.
"Angka yang mulai diantisipasi dari sekarang. Artinya harus ada rencana yang matang, betul-betul detail sehingga angaran dan uang itu tergunakan dengan baik, tepat guna dan terdesain lebih awal," kata Jokowi, saat membuka rapat terbatas mengenai pembangunan kekuatan TNI, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (23/2/2016).
"Saya menyadari untuk membangun TNI yang profesional dan disegani harus mampu memenuhi alutsista bagi tiga matra secara terpadu," lanjutnya.
Jokowi berharap penguatan TNI bisa diwujudkan agar mampu menghadapi berbagai jenis peperangan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
"Kita berharap agar TNI bisa siap menghadapi peperangan masa depan di tengah kondisi geografis Indonesia. Nanti ke depan saya kira akan mempengaruhi corak peperangan di masa yang akan datang," ucapnya.
Dalam rapat sore ini, hadir Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan pihak terkait lainya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.