Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Praja IPDN Diminta Jauhi Aksi Kekerasan

Kompas.com - 31/12/2015, 09:04 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yuswandi Tumenggung meminta praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menjauhi praktik kekerasan.

Hal tersebut disampaikan dalam acara pengukuhan calon praja IPDN di Jatinangor, Sumedang, Rabu (30/12/2015).

"Saya selalu ingatkan dan tegaskan kembali pesan Pak Presiden dan Pak Mendagri. Jauhi kampus ini dari tindak kekerasan. Kampus ini harus bebas dari perbuatan kekerasan dalam bentuk apapun dan dilakukan oleh atau kepada siapapun," ujar Yuswandi melalui siaran pers, Kamis (31/12/2015).

Yuswandi mengapresiasi kebijakan Rektor IPDN Ermaya Suradinata sejak dilantik Agustus 2015 lalu. Rektor beserta jajarannya mengeluarkan kebijakan untuk mendetesi dini terhadap praktik-praktik kekerasan praja senior kepada juniornya.

Khususnya, sanksi tegas kepada pelaku tindak kekerasan di lingkungan kampus.

Menurut Yuswandi, sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi kepamongprajaan demi menyiapkan kader birokrat di pemerintahan, sudah sepantasnya praktik kekerasan seperti itu ditinggalkan.

"Lebih baik bangun dan tegakkan motivasi saudara untuk mengejar cita-cita menjadi kader pemerintahan dalam negeri. Janganlah tergoda dengan tindakan menyenangkan sesaat, tapi membawa kesesatan," lanjut dia.

Rektor IPDN Ermaya Suradinata mengatakan, salah satu kebijakan jajarannya untuk menghindari aksi kekerasan di dalam kampus adalah dengan menata pola pengasuhan para praja.

"Penataan bidang pengasuhan lebih mendekatkan pengasuh dengan praja melalui penempatan pengasuh di setiap asrama demi mencegah dini gejala tindakan kekerasan," ujar dia.
 
Dalam acara pengukuhan praja itu,sebanyakk 719 praja muda lulus menjalani pendidikan dasar mental disiplin praja angkatan ke 26.

Pengkuhan ini adalah fase awal perjalanan para calon taruna dalam memasuki dunia pendidikan kepamongprajaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com