Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PGI Kecewa Konstitusi Tak Berdiri Tegak di Aceh Singkil

Kompas.com - 21/10/2015, 14:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Persatuan Gereja Indonesia kecewa terhadap rentetan peristiwa yang terjadi di Aceh Singkil. Hal itu dianggap sebagai cerminan tidak tegaknya konstitusi.

Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow menyatakan kecewa akan adanya pembatasan, pembakaran dan kekerasan, serta pembongkaran rumah ibadah di Aceh Singkil.

"Ini cerminan konstitusi kita tidak berdiri tegak di Aceh Singkil," ujar Jeirry kepada Kompas.com, Rabu (21/10/2015).

Ia mengatakan, undang-undang dan konstitusi Indonesia telah menjamin kebebasan setiap warga negara dalam memeluk agama dan keyakinan masing-masing. Oleh sebab itu, PGI menyoroti kebijakan pembatasan jumlah gereja di Aceh Singkil.

Menurut Jeirry, pemerintah setempat semestinya tidak perlu membatasi jumlah rumah ibadah seperti kesepakatan yang dicapai pada 1979.

Selain itu, kondisi geografis Kabupaten Aceh Singkil, yang berbatasan dengan daerah berpenduduk mayoritas Nasrani di Sumatera Utara, memungkinkan warga beragama lain keluar-masuk ke daerah tersebut.

"Artinya, mobilisasi penduduk sana sudah pasti lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Orang keluar masuk dari berbagai agama sehingga tidak terlalu tepat jika ada kesepakatan jumlah rumah ibadah tahun 70-an masih dipegang sampai saat ini," kata Jeirry.

Ia menilai tidak tepat jika pemerintah membongkar gereja yang tidak berizin. Hal itu karena gereja-gereja itu sudah sesuai dengan jumlah umat Kristiani di sana.

Selain itu, kata Jeirry, negara seharusnya justru memfasilitasi izin gereja, bukan malah aktor utama pembongkaran.

"Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Tahun 2006, yang biasa digunakan sebagai acuan pendirian rumah ibadah, tidak ada poin yang menyebutkan memperbolehkan pemerintah membongkar rumah ibadah. Pemerintah justru diminta memfasilitasi izin itu," ujar Jeirry.

PGI berharap peristiwa intoleransi dan ketiadaan peran negara di Aceh Singkil itu tidak terulang. PGI juga berharap pemerintah mengkaji pembongkaran rumah ibadah dan lebih memilih konsep membangun toleransi antarumat beragama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com