Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepahitan GM Sudarta, Diserbu Panser dan Penyakit Aneh

Kompas.com - 28/09/2015, 15:15 WIB

Oleh: Hery Gaos

JAKARTA, KOMPAS.com - Kartunis Gerardus Mayela (GM) Sudarta mengatakan, menjadi kartunis sering kali terjebak dalam kepahitan hidup. Dia selalu memprihatinkan ketidakadilan, penyimpangan, kejahatan, dan kekacauan, kemudian bersikap lewat karyanya untuk mengkritik atau memberi penyadaran. Dan, kepahitan GM Sudarta itu masih tercermin dalam pameran senirupa Mediart di lobi Kompas, mulai 28 September sampai 3 Oktober.

Kepahitan itu tidak hanya sebatas perasaan, tapi juga ancaman nyata. Bahkan, dia pernah didatangi dua panser karena karyanya, juga pernah terserang penyakit aneh.

Kepada penulis, GM Sudarta menjelaskan, kartun sudah menjadi bagian hidupnya dan dia tak bisa meninggalkannya, meski harus merasakan kepahitan. Dalam usia 70 tahun ini, ia tak juga surut menggeluti dunianya. Justru itu yang membuatnya merasa lebih hidup. Pencipta tokoh Om Pasikom di harian Kompas ini menegaskan, kartunis memang harus bisa merasakan dan menjiwai kepahitan hidup agar kemudian bisa membuat karya sebagai reaksinya.

"Saya sependapat dengan Jakob Oetama bahwa kartun tidak bisa melakukan revolusi. Tapi, kartun harus cerdas, tajam, dan bijak dalam memotret realitas hidup dan memberi penyadaran atau kritik yang baik. Setidaknya, kartun memberi tahu ada sebuah kesalahan atau penyelewengan. Kartun tidak bisa merevolusi, dia hanya mencegah kesalahan ini jangan terjadi lagi," jelasnya.

Meski begitu, ia merasa kartun memiliki pengaruh besar. Pesannya kadang lebih sampai ke sasaran dan mampu memberi penyadaran yang kuat, tanpa harus berbuih-buih.

Pernah pada 1967, GM Sudarta memotret realitas sosial yang memprihatinkan. Terjadi tren perampokan dan diduga dilakukan oleh oknum-oknum tentara. Ia pun mencoba membuat sebuah kartun dengan tokoh Om Pasikom yang dimuat di harian Kompas.

"Tak lama, kami diserbu dua panser dan diteror serta ditekan habis-habisan. Mereka protes kartun saya," tuturnya.

Tak hanya itu, GM Sudarta merasa terjebak dalam kepahitan hidup. Dia selalu berusaha meresapi dan menjiwai setiap realitas yang menyimpang. Sehingga, seolah-olah hidupnya juga berada dalam kepahitan yang ia potret.

"Pernah pada tahun 1980 saya sakit parah dan harus diopname. Badan saya panas. Dokter bingung dan menurutnya saya sebenarnya tak sakit, karena hasil diagnosis semua baik," kisahnya.

"Saya pikir, ini penyakit aneh. Secara medis saya baik, tapi kok saya merasa tak enak dan sampai panas. Setelah berkonsultasi dan saya resapi sendiri, ternyata karena saya terlalu jauh dalam merasakan kepahitan hidup. Seolah, saya berada setiap kepahitan demi kepahitan yang terjadi dalam realitas," tambahnya.

Meski begitu, itu salah satu yang membuatnya tajam menangkap potret sosial politik dan budaya, sekaligus lincah dalam berkarya dan kritik. "Ya, akhirnya saya sadari dan secara otomatis sakit itu hilang sendiri. Saya sekarang lebih tenang dalam meresapi kepahitan hidup," ucapnya.

Dalam pameran Mediart dengan tema "JO", ia kembali menghadirkan kepahitan hidup yang ia potret. GM Sudarta memamerkan 4 lukisannya, berjudul "Keterbukaan", "Condromowo", "Yang Hilang", dan "Ibu Pengungsi". Semua karya berbicara soal kemanusiaan, kepahitan hidup yang ia potret. Dia berharap, dengan caranya ia bisa berbuat sesuatu untuk mengurangi kepahitan, memberi penyadaran, juga mencegah agar tak terulang kepahitan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com