Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: MDGs Menyisakan Target yang Belum Berhasil Dicapai

Kompas.com - 28/09/2015, 09:03 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, sejumlah target Millenium Development Goals (MDGs) yang akan berakhir pada 2015 belum berhasil dicapai. Meski demikian, Kalla mengakui, banyak kemajuan yang dicapai dalam perjalanan MGDs selama 15 tahun.

"Masih tantangan yang perlu dicarikan solusinya. Ketidaksetaraan dan kemiskinan masih menjadi masalah global hingga kini, bahkan sejumlah tantangan baru muncul seperti masalah kesenjangan energi, infrastruktur, pola konsumsi berlebihan, keterbatasan produksi dan perubahan iklim," kata Kalla, saat menyampaikan pidato di depan para pemimpin negara anggota PBB dalam rangka KTT Pengesahan Agenda Pembangunan Pasca-2015 yang berlangsung di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Sabtu (26/9/2015).

KTT yang berlangsung selama tiga hari tersebut khusus dilaksanakan untuk mengesahkan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan menggantikan MDGs. Pernyataan Kalla ini disampaikan Kementerian Luar Negeri yang diterima wartawan, Minggu (27/9/2015).

Dalam pidatonya, Wapres juga menekankan tiga hal, yakni pentingnya meningkatkan upaya dan tanggung jawab bersama dalam melaksanakan agenda pembangunan yang baru, capaian Indonesia dalam mencapai target agenda pembangunan global, serta pentingnya memperkuat kemitraan dalam pencapaian agenda pembangunan global.

Menurut Kalla, Indonesia telah melakukan sejumlah upaya yang menyelearaskan pembangunan nasional dengan agenda pembangunan global. Ia mengklaim bahwa Indonesia berhasil menurunkan persentase kemiskinan hingga setengahnya, sesuai target MDGs. Ia juga mengatakan bahwa target lainnya seperti pengurangan jumlah anak yang kekurangan gizi, penurunan tingkat kematian anak di bawah lima tahun dan peningkatan jumlah anak yang menerima pendidikan dasar akan segera tercapai tahun ini.

Dalam kesempatan itu, Kalla juga menyinggung kebijakan pengalihan subsidi bahan bakar guna meningkatkan alokasi anggaran pembangunan sosial, antara lain melalui pemberian Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, sebagai upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai target-target tersebut.

Belajar dari MDGs, menurut Wapres, pelaksanaan Agenda 2030 memerlukan kemitraan global yang kuat dan inklusif khususnya dalam rangka memberikan bantuan kepada negara berkembang dan terbelakang dalam mencapai target-target pembangunannya.

"Pelaksanaan Agenda 2030 memerlukan dana, pengetahuan, alih teknologi, dan pembukaan akses pasar yang luas bagi negara-negara berkembang. Semua negara perlu melaksanakan komitmennya, termasuk komitmen negara-negara maju terhadap target pemberian bantuan dana pembangunan (official development assistance/ODA) kepada negara berkembang sebagaimana telah disepakati," tutur Kalla.

Ada pun KTT Pengesahan Agenda Pembangunan Pasca-2015 yang berlangsung pada 25-27 September 2015 ini diikuti kurang lebih 125 kepala negara/pemerintahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

Nasional
DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi 'Online'

DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi "Online"

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Nasional
Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Nasional
Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Nasional
Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Nasional
1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

Nasional
Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Nasional
PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

Nasional
Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Nasional
Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Nasional
Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com