Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DVI Berangkatkan 6 Ahli untuk Identifikasi Korban Kapal Karam di Malaysia

Kompas.com - 07/09/2015, 16:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Disaster Victim Identification Polri memberangkatkan enam orang ahlinya ke Malaysia pada Senin (7/9/2015) sore. Mereka akan membantu proses identifikasi korban tenggelamnya kapal laut berpenumpang warga negara Indonesia di perairan Malaysia pada 3 September 2015 lalu.

"Sore ini Tim DVI berangkatkan enam orang ke Malaysia. Terdiri dari dua ahli forensik, satu ahli odhontologi, satu ahli DNA forensik, dan dua anggota Inafis," ujar Kepala DVI Kombes Anton Castelani di kompleks Mabes Polri, Senin.

Berdasarkan informasi dari Polisi Malaysia, lanjut Anton, tim SAR setempat telah mengevakuasi 77 penumpang. Dari jumlah itu, 57 penumpang meninggal dunia dan 20 penumpang selamat. Korban meninggal dunia terdiri dari 26 laki-laki, 23 perempuan, dan satu anak berjenis kelamin perempuan.

Sementara itu, masih ada 7 orang yang belum teridentifikasi. Adapun korban selamat terdiri dari 19 laki-laki dan 1 perempuan. Dari 57 korban tidak selamat, lanjut Anton, 10 orang telah teridentifikasi melalui visual penumpang lain yang selamat. Namun, demi autentifikasi, DVI tetap akan mengidentifikasi kesepuluh jasad itu sebelum diserahkan ke keluarganya.

Korban meninggal dunia ditempatkan di tiga rumah sakit di Malaysia, yakni Rumah Sakit Ipoh, Sabak Bernam, dan Sungai Intan. Korban selamat juga dirawat di tiga rumah sakit tersebut.

Anton melanjutkan, demi kelancaran proses identifikasi itu pula, Tim DVI mulai membuka posko pengumpulan data antemortem. Posko tersebut didirikan di tiga provinsi sesuai domisili kebanyakan penumpang, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Jawa Timur.

"Mulai hari ini, kami membuka posko untuk mengumpulkan data antemortem demi kelancaran proses identifikasi. Kami berharap keluarga yang merasa anggotanya hilang di Malaysia atau mendapat kabar kepulangan melalui laut, tapi tidak sampai-sampai, harap melapor ke Polres setempat, nanti oleh Polres diarahkan ke posko," ujar Anton.

Berdasarkan informasi dari Polisi Malaysia, lanjut Anton, penumpang kapal lebih dari 70, bahkan bisa mencapai 100 orang. Tak pastinya jumlah penumpang itu diakibatkan tak adanya data manifes resmi dari pengelola kapal. Saat ini proses pencarian pun masih terus dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com