Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Rumah di Pondok Indah yang Dibiayai MK, Jimly Akui Dirinya Tak Sempurna

Kompas.com - 25/08/2015, 13:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklarifikasi sejumlah informasi terkait etika kepada Jimly Asshidiqie. Pansel mencecar Ketua Komisi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) itu mulai dari dugaan penggunaan anggaran negara setelah tak lagi menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi hingga suntikan dana swasta untuk yayasan pendidikan yang didirikannya.

"Seusai Bapak dari MK, bapak masih ninggalin rumah kontrakan di Pondok Indah dengan sewa Rp 120 juta setahun yang dibayarin MK?" tanya anggota Pansel KPK, Enny Nurbaningsih dalam wawancara terbuka, Selasa (25/8/2015).

Jimly pun mengakui bahwa dirinya masih menempati rumah yang dibayar oleh MK setelah tak lagi menjabat pasca tahun 2008. "Orang kira gampang pindah rumah itu? Kan nggak bisa juga langsung pindah," jawab Jimly.

Selain itu, Jimly mengaku tempat tinggalnya juga sedang direnovasi setelah 5 tahun tidak digunakan selama dirinya menjadi Ketua MK. Menurut dia, dirinya bisa saja pindah dari rumah yang dibayari oleh MK itu. Namun, masa kontrak rumah itu sudah terlanjur dibayar MK.

"Saya ini memang nggak sempurna amat, sudah jadi eselon 1 sejak 1993. Yang penting kan mau bekerja sebaik-baiknya, jangan makin tua makin bobrok," kilah Jimly.

Menurut dia, hal tersebut bukanlah sebuah kejahatan. Sehingga, dia tak terlalu mempedulikan bila ada orang lain yang mempersoalkannya. "Itu bukan kejahatan, tapi kegagalan. Isu-isu itu nggak saya dengerin, habis waktu kita," kata dia.

Aliran dana newmont

Hal lainnya yang juga dicecar kepada Jimly adalah soal adanya aliran dana Newmont kepada Jimly School yang ditanyakan oleh anggota Pansel, Supra Wimbardi. Supra meminta Jimly menyebutkan sumber pendanaan sekolah tersebut.

"Dana dari sendiri, training saya kumpul dengan teman-teman, saya bilang nggak punya apa-apa, hanya punya nama jadi nama itu saya wakafkan. Sementara saya ngajar atau teman-teman ngajar tidak dapat dana dari situ," ucap dia.

Supra pun mengklarifikasi informasi yang didapat Pansel soal aliran dana dari Newmont ke Jimly School. Menurut Jimly, aliran itu memang ada namun hanya untuk pembiayaan training dan program itu sejak dua tahun lalu sudah selesai.

"Itu (Newmont) ada. Untuk proyek sekolah karena saya nggak punya bakat untuk kasih training ada juga kerja sama dengan Aussie (Australia)," ucap dia.

Jimly merupakan satu di antara tujuh capim KPK yang menjalani tes wawancara terbuka bersama sembilan orang anggota Pansel hari ini. Selain Jimly, ada pula Komisioner KPK Johan Budi SP dan Hendardji Soepandji. Proses wawancara terbuka dilakukan mulai dari 24-26 Agustus dengan total peserta yang dites mencapai 19 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 1 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ulang Tahun Tagana, Risma: Saya Saksi Relawan Bertugas Tanpa Pamrih...

Ulang Tahun Tagana, Risma: Saya Saksi Relawan Bertugas Tanpa Pamrih...

Nasional
176 Pasangan Lansia di Aceh Utara Difasilitasi Isbat Nikah, Risma: Permudah Pemberian Bantuan

176 Pasangan Lansia di Aceh Utara Difasilitasi Isbat Nikah, Risma: Permudah Pemberian Bantuan

Nasional
Mengaku Khilaf Terima Uang Rp 40 Miliar, Achsanul Qosasi Ingin Dimaafkan karena Merasa Berjasa

Mengaku Khilaf Terima Uang Rp 40 Miliar, Achsanul Qosasi Ingin Dimaafkan karena Merasa Berjasa

Nasional
Kemensos: Banyak Lansia di Aceh Utara Masih Takut Operasi Katarak

Kemensos: Banyak Lansia di Aceh Utara Masih Takut Operasi Katarak

Nasional
Sampaikan Nota Pembelaan, Achsanul Qosasi Pamer Dapat Penghargaan Bintang Jasa Utama

Sampaikan Nota Pembelaan, Achsanul Qosasi Pamer Dapat Penghargaan Bintang Jasa Utama

Nasional
Bacakan Pledoi, Achsanul Qosasi Klaim Berperan Kembalikan Hotel Sultan dan TMII ke Negara

Bacakan Pledoi, Achsanul Qosasi Klaim Berperan Kembalikan Hotel Sultan dan TMII ke Negara

Nasional
Ketua KPK Perintahkan Segera Nyatakan Banding Putusan Sela Kasus Gazalba

Ketua KPK Perintahkan Segera Nyatakan Banding Putusan Sela Kasus Gazalba

Nasional
Nasdem Siapkan Sejumlah Nama untuk Pilkada Jabar, Ada Muhammad Farhan dan Saan Mustopa

Nasdem Siapkan Sejumlah Nama untuk Pilkada Jabar, Ada Muhammad Farhan dan Saan Mustopa

Nasional
Kemensos Bantu 392 Lansia Operasi Katarak Gratis di Aceh Utara

Kemensos Bantu 392 Lansia Operasi Katarak Gratis di Aceh Utara

Nasional
Anggota DPR Sebut Tak Ada soal Dwifungsi TNI dalam RUU TNI

Anggota DPR Sebut Tak Ada soal Dwifungsi TNI dalam RUU TNI

Nasional
Buka Sekolah Pemimpin Perubahan, Cak Imin Harap PKB Tetap Kontrol Kinerja Eksekutif-Legislatif

Buka Sekolah Pemimpin Perubahan, Cak Imin Harap PKB Tetap Kontrol Kinerja Eksekutif-Legislatif

Nasional
KPK Cegah 2 Orang Bepergian ke Luar Negeri Terkait Kasus di PGN

KPK Cegah 2 Orang Bepergian ke Luar Negeri Terkait Kasus di PGN

Nasional
DKPP Lantik 21 Tim Pemeriksa Daerah PAW dari 10 Provinsi

DKPP Lantik 21 Tim Pemeriksa Daerah PAW dari 10 Provinsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com