Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Sosial Jadi Andalan Agar Masyarakat Tanggapi Calon Pimpinan KPK

Kompas.com - 06/07/2015, 07:11 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi membuka peluang bagi masyarakat untuk memberikan tanggapan terkait 194 nama yang lolos tahap seleksi administrasi.

Di antara peserta tersebut, banyak nama yang kurang dikenali masyarakat. Lantas, bagaimana mereka menarik dukungan serta mengajak masyarakat untuk memberi tanggapan atas para calon tersebut?

Direktur Trade Union Rights Centre (TURC) Surya Tjandra yang lolos dalam seleksi capim KPK menggunakan akun media sosialnya untuk mensosialisasikan hal tersebut. Dalam satu post di akun Facebook, aktivis buruh ini meminta dukungan masyarakat untuk memberi tanggapan melalui situs capimkpk.setneg.go.id.

"Kawan2, saya - Surya Tjandra - lolos tahap pertama seleksi KPK, mohon restu dan masukannya via capimkpk.setneg.go.id. Bagi saya ini perjuangan utk kita semua, kun fayakun!" tulis Surya di dinding Facebooknya.

Surya pun melampirkan tautan untuk bisa mengakses langsung laman situs pansel untuk memberi tanggapan kepada calon-calon yang ada. Cara tersebut dianggap efektif untuk menyebarluaskan kepada masyarakat bahwa pansel KPK membuka peluang bagi masyarakat memberi masukan terkait 194 peserta seleksi.

Koordinator hukum dan monitoring peradilan Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho mengatakan, calon yang kurang dikenal masyarakat dapat menggunakan cara apa saja untuk mensosialisasikannya, termasuk melalui media sosial.

"Tidak ada masalah juga jika calon yang tidak dikenal untuk publish. Justru itu lebih baik. Sosialisasinya bisa gunakan apa saja, termasuk via medsos," ujar Emerson.

Selain Surya, aktivis dari Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus juga lolos dalam tahap seleksi administrasi. Advokat ini mengatakan, para calon bisa saja proaktif untuk memberitahu orang-orang terdekat mengenai kolom tanggapan ini.

"Lewat Facebook, social media. Lingkungan terdekat bisa kasih tanggapan, bisa juga musuhnya," kata Petrus.

Pansel KPK membuka kesempatan masyarakat memberi tanggapan selama sebulan, hingga 3 Agustus 2015. Namun, waktu sebulan dirasa kurang oleh Petrus. "Waktu sebulan tidak cukup buat pansel menjaring tanggapan dan juga masyarakat. Mestinya setahun lalu sudah disiapkan," kata Petrus.

Meski begitu, kata Petrus, penilaian ini semestinya tidak hanya diberikan oleh masyarakat. Pansel juga diminta proaktif menyelidiki sendiri bagaimana rekam jejak dan keseharian para calon dari kaca mata masyarakat.

"Karena itu memang penilaian ini tidak boleh semata diserahkan ke publik. Tim ini harus bekerja keras, mereka harus mengenali betul orang ini kesehariannya seperti apa," kata Petrus.

Kendati demikian, ada juga peserta seleksi yang menganggap masyarakat sudah cukup sadar mengenai kolom tanggapan yang disediakan Pansel sehingga calon tersebut tak perlu mengumbarnya lagi di media sosial.

Mantan aktivis antikorupsi dari ICW Lucky Djuniardi Djani, yang juga lolos dalam seleksi ini, menilai bahwa lebih baik masyarakat spontan saja memberikan respon kepada para calon, terlepas calon tersebut dikenal atau tidak oleh publik.

"Menurut saya masukan masyarakat biarkan spontan saja. Pansel sangat komunikatif. Jadi mereka tentu sudah mendapatkan info tentang kesempatan memberikan masukan dan link tersebut," ujar Lucky.

Peneliti dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) Miko Susanto Ginting mengatakan, aktivis diminta ambil peran dalam memberikan tanggapan terkait calon-calon yang lolos seleksi. Aktivis, kata dia, juga akan menelusuri rekam jejak peserta untuk menilai kelayakan orang tersebut untuk memimpin KPK.

"Tidak hanya memberikan tanggapan tetapi juga melakukan penelusuran terhadap calon pimpinan KPK. Saya kira besarnya tanggapan publik seharusnya bukan sebagai dasar penilaian," kata Miko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Nasional
Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Nasional
Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas, Menteri LHK: Mereka kan Punya Sayap Bisnis

Soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas, Menteri LHK: Mereka kan Punya Sayap Bisnis

Nasional
Bantah Bagi-bagi Kue dengan Izinkan Ormas Kelola Pertambangan, Menteri LHK: Ayo Lihat Dasarnya...

Bantah Bagi-bagi Kue dengan Izinkan Ormas Kelola Pertambangan, Menteri LHK: Ayo Lihat Dasarnya...

Nasional
Kewenangan Polri Blokir-Batasi Akses Internet Dianggap Langgar Hak Mendapat Informasi

Kewenangan Polri Blokir-Batasi Akses Internet Dianggap Langgar Hak Mendapat Informasi

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana, Bahas Masalah Sawit hingga Aksi Iklim

Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana, Bahas Masalah Sawit hingga Aksi Iklim

Nasional
Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Nasional
Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Nasional
Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Nasional
Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Nasional
Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Nasional
Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Nasional
Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Nasional
Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com