Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan PDI-P dan Jokowi Harus Dibahas dalam Kongres IV

Kompas.com - 08/04/2015, 10:55 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kongres IV PDI Perjuangan harus dimanfaatkan untuk mengevaluasi pola hubungan dan komunikasi antara Presiden Joko Widodo dan partai pendukungnya. Dalam kongres tersebut, juga harus dibuat rumusan agar Presiden dapat bekerja konsisten dan mendapat dukungan penuh dari partai pendukungnya.

Akademisi ilmu politik Universitas Padjadjaran, Firman Manan, mengatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dirumuskan dan menjadi rekomendasi Kongres IV PDI-P. Hal itu meliputi penegasan posisi PDI-P sebagai partai ideologis untuk menepis keraguan publik sebagai imbas dari pragmatisme partai-partai politik. Setelah ada penegasan posisi itu, publik akan memahami ketika PDI-P mengevaluasi kinerja pemerintah.

Firman juga menilai bahwa kinerja pemerintahan Jokowi saat ini tengah mengalami penurunan tingkat kepercayaan publik. "Selama pemerintahan ini berjalan, harus ada komunikasi yang efektif antara Presiden Jokowi dan PDI-P," kata Firman saat dihubungi, Rabu (8/4/2015).

Ia menyebutkan, Presiden Jokowi seharusnya tidak kesulitan dalam menjalankan komunikasi dengan partai pengusungnya. Hal itu karena Jokowi merupakan kader PDI-P yang memiliki keinginan sama-sama merealisasikan Trisakti serta Nawa Cita melalui berbagai agenda pemerintahan dan politik.

Firman menganggap PDI-P ikut bertanggung jawab untuk mengawasi kinerja pemerintahan Presiden Jokowi. Jika kinerja pemerintah dinilai buruk, hal itu akan membawa dampak untuk PDI-P saat menghadapi pemilu selanjutnya.

"PDI-P mempunyai kepentingan karena tingkat kepercayaan publik pada PDI-P ditentukan oleh baik buruknya performa penyelenggara pemerintahan," ujarnya.

Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, Muradi, sependapat dengan penilaian bahwa hubungan PDI-P dengan Presiden Jokowi kini kurang harmonis. Ia berharap hal itu disadari oleh internal PDI-P dan menjadikan Kongres IV sebagai momentum menghangatkan kembali hubungan dengan Presiden Jokowi.

Menurut Muradi, kerenggangan antara PDI-P dan Jokowi terjadi karena beberapa agenda pemerintah yang dinilai tidak sejalan dengan visi dan misi PDI-P. Ia berpendapat bahwa ada kekecewaan publik yang besar karena Jokowi tidak kunjung menepati janji-janji kampanye.

"PDI-P harus merespons kegundahan publik dengan membahas Nawa Cita dalam kongres, mengingatkan dan menegaskan agar Nawa Cita dipraktikkan dalam pemerintahan Jokowi," ucap Muradi.

Wakil Sekjen DPP PDI-P Ahmad Basarah mengakui bahwa sekitar lima bulan berjalannya pemerintahan Presiden Jokowi, komunikasi antara pemerintah dan partai pendukung, khususnya PDI-P, belum berlangsung optimal. Menurut Basarah, kendala utamanya adalah masih ada bentuk komunikasi yang efektif mengingat PDI-P baru memulai berkuasa setelah 10 tahun berada di luar pemerintahan.

"Hubungan partai pendukung dan pemerintah dirasa belum klop, maka dalam kongres ingin kita perjelas pola hubungan dan koordinasinya. Kalau ada kritik dari dalam, saya kira itu karena kita sedang mencari bentuk," kata Basarah.

Kongres IV PDI-P digelar 9-12 April 2015 di Sanur, Bali. Acara lima tahunan itu akan dihadiri sekitar 2.000 peserta yang di antaranya terdiri dari 514 DPC dengan 1.542 utusan, dan 34 DPD dengan 102 utusan. Selain itu, ada juga peserta kader PDI-P yang berasal dari legislatif dan eksekutif, peninjau dan perwakilan PDI-P dari luar negeri, serta organisasi sayap PDI-P.

Kongres IV juga mengundang Presiden, Wakil Presiden, sejumlah menteri dan kepala lembaga negara, pimpinan partai politik dan pimpinan beberapa organisasi masyarakat. Dalam kongres, Jokowi diundang untuk hadir dalam kapasitas sebagai kader PDI-P.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com