Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: 73 Persen Responden Kecewa Sikap KIH Dukung Pelantikan Budi Gunawan

Kompas.com - 24/02/2015, 15:22 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Survei Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan, mayoritas publik kecewa dengan sikap parpol pendukung pemerintah yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat. Kekecewaan tersebut muncul karena sikap KIH yang mendorong Presiden Joko Widodo melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kepala Polri.

"73,17 persen publik menyatakan bahwa mereka menyayangkan sikap KIH itu," kata peneliti LSI Rully Akbar saat merilis hasil survei di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (24/2/2015).

Menurut Rully, publik menilai KIH tidak sensitif dengan rasa keadilan publik dan hanya mementingkan kelompok mereka sendiri. Pasalnya, KIH tetap mendukung pelantikan mantan Ajudan Presiden kelima Megawati Seokarnoputri itu meski yang bersangkutan sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. (baca: Survei LSI: 70 Persen Responden Dukung Jokowi Tak Lantik Budi Gunawan)

Walaupun sidang praperadilan sudah menyatakan penetapan tersangka tersebut tidak sah, tetapi publik masih percaya dengan kredibilitas KPK yang memiliki rekam jejak memuaskan dalam pemberantasan korupsi.

"Publik percaya Budi Gunawan terlibat korupsi seperti yang disangkakan KPK," ucap Rully. (baca: LSI: Mayoritas Responden Nilai Jokowi Lamban dan Kurang Tegas Sikapi Kisruh KPK-Polri)

Survei ini dilakukan pada 20-22 Februari 2015, dengan menggunakan metode quickpoll. Jumlah responden sebanyak 1200 dengan metode mulitistage random sampiling. Margin of error plus minus 2,9 persen.

Sebelum Presiden mengumumkan keputusan soal pergantian Kapolri, para politisi yang tergabung dalam KIH tetap mendorong Jokowi melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri. (baca: PDI-P: Kami Tetap Minta Jokowi Lantik Budi Gunawan)

Para politisi PDI-P kecewa dengan keputusan Jokowi yang mengajukan calon baru Kapolri kepada DPR, yakni Komjen Badrodin Haiti. (baca: PDI-P: Katanya Jokowi Hormati Hukum, Ternyata...)

Mereka beralasan bahwa Budi Gunawan sudah disetujui DPR untuk menjadi Kapolri sehingga harus dilantik. Terlebih lagi, penetapan tersangka Budi oleh KPK diputuskan tidak sah oleh pengadilan. (baca: Politisi PDI-P Akui Partainya Sulit Dukung Keputusan Jokowi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com