Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Abraham Samad Belum Jadi Ketua, KPK Sudah Incar Budi Gunawan

Kompas.com - 26/01/2015, 14:09 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Komisi Pemberantasan Korupsi telah melakukan penyelidikan terkait Komisaris Jenderal Budi Gunawan sejak zaman pimpinan KPK periode 2007-2011. Proses penyelidikan tersebut kemudian dilanjutkan pimpinan KPK periode ketiga yang diketuai Abraham Samad.

"Kasus BG dari zaman saya sudah dilakukan penyelidikan," kata mantan Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto, Senin (26/1/2015), di Jakarta.

Menurut Bibit, ketika ia masih di KPK, sudah ditemukan indikasi tindak pidana korupsi yang dilakukan Budi. Hanya saja, proses penyelidikan itu ditunda karena pimpinan KPK waktu itu tidak menemukan cukup bukti hingga masa jabatannya berakhir. Indikasi tindak pidana yang ditemukan KPK ketika itu juga belum kuat.

"Indikasinya belum kuat, yang belum selesai diteruskan ke pemimpin berikutnya yang belum selesai," kata Bibit.

Atas dasar itulah, menurut Bibit, wajar jika KPK mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk tidak memilih mantan ajudan Presiden kelima Megawati Soekarnoputri itu sebagai calon kepala Kepolisian RI. KPK juga telah memberikan tanda merah ketika nama Budi diajukan Jokowi sebagai calon pengisi kabinetnya.

Bibit mengatakan, rekomendasi KPK tersebut sifatnya hanya menjadi bahan pertimbangan bagi Presiden. Bibit yakin bahwa Presiden punya pertimbangan sendiri hingga kini masih mempertahankan Budi sebagai calon tunggal Kapolri.

"Pertimbangan KPK itu kan terserah Jokowi, mau dipakai atau enggak, ada pertimbangan tersendiri. Yang distabilo merah juga tidak semua jadi dan kita juga enggak tahu yang merah yang mana, yang kuning yang mana. Artinya kan Ketua KPK sudah ngomong kalau yang distabilo tetap diangkat, empat bulan dia jadi tersangka," kata dia.

KPK menetapkan Budi sebagai tersangka atas dugaan menerima hadiah atau janji terkait jabatannya di kepolisian. Menurut Ketua KPK Abraham Samad, penyelidikan mengenai kasus yang menjerat Budi telah dilakukan sejak Juli 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

Nasional
KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi 'Zonk' karena Koruptor Makin Pintar

KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi "Zonk" karena Koruptor Makin Pintar

Nasional
Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

Nasional
Pimpinan KPK Sebut OTT 'Hiburan' agar Masyarakat Senang

Pimpinan KPK Sebut OTT "Hiburan" agar Masyarakat Senang

Nasional
Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

Nasional
Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

Nasional
Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

Nasional
Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi 'Online' Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi "Online" Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

Nasional
KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

Nasional
Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

Nasional
Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

Nasional
Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus 'Vina Cirebon'

Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus "Vina Cirebon"

Nasional
Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

Nasional
Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com