Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tayang Perdana, KompasianaTV Hadirkan Mantan Wakapolri Oegroseno

Kompas.com - 19/01/2015, 17:39 WIB
Iskandar Zulkarnaen

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka memberikan ruang partisipasi publik yang lebih luas, Kompas TV akan menayangkan program talkshow interaktif dengan nama "KompasianaTV" selama satu jam, mulai Senin (19/1/2015) pukul 19.00 WIB.

Siaran perdana malam ini akan diisi dengan obrolan seputar drama pemilihan Kapolri, menghadirkan mantan Wakapolri Oegroseno.

Acara yang dipandu oleh Cindy Sistyarani ini dimulai dengan menghadirkan beberapa artikel di Kompasiana seputar isu aktual mulai dari eksekusi mati enam orang terpidana narkoba sampai kontroversi pelantikan Kapolri terpilih Budi Gunawan yang masih ditunda oleh Presiden Jokowi.

Setelah itu, Cindy memandu talkshow antara mantan Wakapolri Oegroseno di studio Kompas TV di fX Sudirman dengan para blogger Kompasiana (Kompasianer) lewat konferensi video jarak jauh Google Hangout.

Peserta diskusi via Hangout akan diikuti oleh Kompasianer di Jakarta dan Medan. Di segmen akhir, akan ditayangkan beberapa reportase warga yang sebelumnya sudah dimuat oleh Kompasianer di www.kompasiana.com.

Program KompasianaTV bisa disaksikan di Kompas TV atau lewat live streaming di www.kompas.tv atau tv.kompasiana.com. Acara ini akan hadir Senin-Rabu pukul 19.00-20.00 WIB dan Kamis-Jumat pukul 19.00-21.00 WIB.

Kompasiana sendiri adalah media warga yang menampung berita, opini. dan karya fiksi dari publik. Setiap orang bisa langsung menayangkan artikelnya di www.kompasiana.com.

Sejak 2008, lebih dari satu juta artikel tayang di Kompasiana dengan jumlah akun mencapai lebih dari 270.000.

Sedikitnya 12 juta orang mengakses Kompasiana setiap bulannya. Para Kompasianer, sebutan untuk blogger Kompasiana, berasal dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, profesional, karyawan, pengamat, pejabat hingga Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah bergabung di Kompasiana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com