Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Jenderal Bintang Empat Tak Punya Jabatan...

Kompas.com - 25/07/2014, 16:48 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Jenderal TNI Budiman secara resmi menanggalkan jabatannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat pada Jumat (25/7/2014) setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik KSAD baru, Letjen TNI Gatot Nurmantyo. Setelah tak menjadi KSAD, Budiman hanya akan ditempatkan sebagai perwira tinggi di Mabes TNI, tanpa jabatan.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang mengungkapkan rencana penempatan Budiman sebagai perwira tinggi di Mabes TNI itu disesuaikan dengan masa pensiun yang akan dihadapi Budiman. Pada 25 September 2014, Budiman akan pensiun dari dunia militer setelah menginjak usia 58 tahun.

Sebelum menjadi KSAD, Budiman adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (2013), Wakil KSAD (2011), dan Pangdam IV/Diponegoro (2009). Pada 30 Agustus 2013, dia diangkat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Moeldoko yang dilantik sebagai Panglima TNI.

Praktis, masa jabatan jenderal yang tergolong senior itu tak sampai setahun di Mabes TNI AD. Ia pun kini tak memiliki jabatan di Mabes TNI AD, meski ia menyandang jenderal dengan empat bintang di bahunya.

Sebelumnya, isu politis berembus di balik pergantian KSAD sempat mengemuka. Pasalnya, Presiden SBY sempat geram akan ulah politisi yang berusaha menyeret jenderal aktif ke dunia politik. Dia bahkan menyebut bahwa dalam upaya itu, dirinya disebut sebagai presiden kapal karam.

Istana telah membantah kabar adanya ketidaknetralan TNI dalam rotasi KSAD kali ini. Panglima TNI Jenderal Moeldoko juga mengungkapkan bahwa pergantian Budiman ke Gatot lebih dikarenakan persoalan regenerasi.

Setelah KSAD dijabat oleh Letjen Gatot Nurmantyo, maka Jenderal TNI Budiman akan kembali menjabat sebagai perwira tinggi di Mabes TNI hingga masa pensiunnya tiba pada September 2014.

Tak seperti pelantikan seorang pejabat tinggi atau perwira tinggi di Istana Negara, Jenderal TNI Budiman enggan hadir dalam acara tersebut, meski ketika ia dilantik tahun lalu sempat mencium tangan Presiden SBY. Ia memilih hanya hadir saat serah terima jabatan di Mabes TNI AD.

Informasi saja, Budiman merupakan lulusan terbaik Akabri tahun 1978 dan penerima Adhi Makayasa. Ia lulus dari Seskoad tahun 1994 dan Sesko TNI tahun 2001.

Jenderal TNI Budiman lahir di Jakarta dan menikah dengan Wanti Mirzanti. Budiman merupakan KSAD ketiga yang berasal dari korps Zeni, sebelumnya ada GPH Djatikusumo yang merupakan KSAD pertama dan Try Sutrisno yang menjadi KSAD pada 1986-1988.

Budiman bukan satu-satunya jenderal bintang empat yang berhenti d itengah jalan kemudian tak memiliki jabatan hingga pensiun, mantan Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo pun merasakan hal serupa.

Jenderal (Pol) Timur Pradopo menjabat orang nomor 1 di Korps Bhayangkara sejak 22 Oktober 2010 hingga 25 Oktober 2013. Jenderal bintang empat alumnus Akpol 1978 ini merupakan Kapolri pengganti Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri.

Timur dilantik menjadi Kapolri pada hari Jumat, 22 Oktober 2010, oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta.

Sedianya Timur akan memasuki masa pensiun pada Januari 2014. Namun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggantinya pada Oktober 2013 dengan alasan untuk persiapan pensiun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com