Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Siap Kawal SBY Turun Tahta dengan Mulus

Kompas.com - 03/07/2014, 20:07 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal Moeldoko memuji sejumlah kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjelang akhir masa baktinya. Moeldoko pun siap memberikan "soft landing" bagi Presiden SBY dalam proses alih kekuasaan kepada pemerintahan yang baru itu.

"Pak presiden dan wakil presiden, saya selaku Panglima TNI dan jajaran akan kawal dan amankan atas apa yang bapak hasilkan dan khususnya kami seluruh prajurit akan kawal dan amankan jalannya pemerintahan hingga akhirnya terjadi proses alih kekuasaan dengan soft landing," ujar Moeldoko dalam acara buka puasa dengan Presiden SBY dan jajaran TNI di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (3/7/2014).

Moeldoko memaparkan selama masa kepemimpinan SBY, kondisi demokrasi yang berkembang dari hari ke hari berjalan baik. Hal itu, kata Moeldoko, bisa dilihat dari indikator kehidupan berdemokrasi dan pelaksanaan pemilu yang berjalan baik.

"Ini sebuah indikator jelas. Perkembangan dari waktu ke waktu, demokrasi berjalan mapan dan baik. Semoga kita bisa kawal dalam pilpres mendatang," katanya.

Selain itu, Presiden SBY, sebut Moeldoko, juga mampu mencipatakan stabilitas ekonomi, sosial, politik, dan keamanan. Di sisi lain, Moeldoko memuji SBY yang telah berhasil memodernisasi alutsista. Menurut Moeldoko, dengan alutsista bertekonologi tinggi, maka Indonesia bisa mengantisipasi terjadinya konflik di Laut Tiongkok Selatan.

"Presiden juga telah mampu ciptakan kondisi dalam negeri yang kondusif, perkembangan Aceh, Palopo, dan lain-lain. Di tengah lingkungan strategis yang bergejolak, lihat perkembangan di Arab dan Ukraina, tapi pak Presiden sudah mampu ciptakan stabilitas dalam negeri sangat baik untuk saat ini," imbuh Moeldoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com