"Secara umum itu menampar Pak Hatta Rajasa, itu secara tidak langsung membuat Hatta yang merupakan cawapres Prabowo itu sebagai tertuduh," kata Burhanuddin, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Burhan meragukan istilah kebocoran anggaran yang digunakan oleh Prabowo. Secara logika, kata dia, anggaran Indonesia yang jumlahnya terbatas tidak mungkin mengalami kebocoran hingga demikian besar.
"Istilah itu seharusnya didudukkan kembali oleh Prabowo agar lebih baik saat disampaikan dalam debat berikutnya. Dia harus bisa mendefinisikan apa yang disebut bocor, apa yang disebut korupsi, dan apa yang disebut dengan potensi pendapatan yang hilang," ujarnya.
Jika tidak segera dibenahi, lanjut Burhanuddin, bukan tidak mungkin hal ini justru akan merugikan kubu Prabowo-Hatta sendiri. Gembar-gembor kebocoran anggaran yang tadinya digunakan untuk menarik simpati rakyat bisa menjadi bumerang.
"Di tingkat elite sekarang kan Prabowo sedang menginginkan Demokrat dan SBY bergabung. Gimana mau bergabung kalau dia dituduh bocor hingga ribuan triliun. Jadi harus diklarifikasi di tingkat publik supaya lebih jelas. Di tingkat elite harus menyampaikan supaya clear," katanya.
Baca juga:
Samad: Kita Ini Dibodohi Terus, Impor Itu Bohong