Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW : Keterbukaan Kejaksaan Agung dengan Publik Lemah

Kompas.com - 13/06/2014, 21:17 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Bidang Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho menilai Kejaksaan Agung kurang terbuka dengan publik, meskipun lembaga tersebut memiliki website untuk diakses secara bebas.

Menurutnya, banyak penanganan kasus tindak pidana korupsi yang hingga kini belum jelas penyelesaiannya.

"Harus di-update terkait dengan informasi penanganan perkara agar bisa diakses publik . Harus ada updatenya di website kejagung," ujar Emerson di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (13/6/2014).

Emerson mengatakan, beberapa kasus dihentikan Kejagung karena dianggap bukan kasus tindak pidana korupsi. Masalah tersebut, kata Emerson, tidak diperjelas oleh Kejagung dalam websitenya sehingga masyarakat awam tidak banyak yang mengetahui hal tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, peneliti ICW Lola Easter mengimbau agar Kejagung lebih terbuka kepada publik dalam memberikan informasi perkembangan kasus yang tengah ditangani.

"Kejaksaan kurang forum, kurang ada media yang memperlihatkan kerja mereka sudah sejauh mana sehingga mau akses pun kita kesulitan," ucap Lola.

Selain menyarankan keterbukaan informasi, Emerson juga menyampaikan keberatannya terkait surat edaran dari Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Marwan Effendi tahun 2010. Dalam surat tersebut, kata Emerson, dalam salah satu klausulnya menyatakan bahwa jika tindak korupsi tidak terlalu besar merugikan negara maka terpidana bisa tidak usah diproses secara hukum.

"Menurut kita ini satu yang perlu diperbaiki karena kejaksaan akan dinilai kompromi terhadap perkara korupsi. Di beberapa kasus ditemukan ada tersangka yg dihentikan karena mengembalikan kerugian negara. Padahal menurut Undang-undang Tipikor itu tidak dibenarkan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com