Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diskusi Kasus HAM, Kivlan Zen Ribut dengan Taufik Basari

Kompas.com - 06/05/2014, 14:40 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
-- Keributan kecil terjadi antara politikus Partai Nasdem Taufik Basari dan politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kivlan Zen saat menjadi pembicara dalam diskusi di Warung Daun, Selasa (6/5/2014). Keduanya bersitegang karena Taufik dianggap menuduh Kivlan menyembunyikan informasi soal penculikan para aktivis pada tahun 1998.

"Menurut Pak Kivlan, semua aktivis itu sudah meninggal dan dia (Kivlan) mengetahui lokasinya di mana dan di mana mayatnya dikubur. Jadi menurut saya, setelah diskusi ini, ayo sama-sama kita ke Komnas HAM. Ada banyak teman-teman wartawan. Kalau bicara kebenaran, sampaikan informasi yang Pak Kivlan tahu," ujar Taufik.

Taufik tampak emosional saat menyatakan keluarga korban menantikan kebenaran sekian lama. Dia menyebut bagaimana keluarga korban sudah melakukan aksi setiap hari Kamis dengan berdiam diri di depan Istana Negara sambil mengenakan pakaian hitam.

Mata Taufik berkaca-kaca saat membicarakan orangtua salah seorang aktivis yang hingga kini bertanya-tanya di mana keberadaan anaknya sekarang. Berulang kali, Taufik meminta agar Kivlan membuka kasus itu ke Komnas HAM.

Rupanya pernyataan Taufik ini tidak bisa diterima Kivlan Zen. Kivlan langsung menunjuk-nunjuk Taufik dan memintanya berhenti berbicara. "Ini soal visi-misi. Kamu tidak usah bicara itu, biar saya yang jelaskan nanti," kata Kivlan dengan berang.

"Biar saya bicara, jelaskan dulu," jawab Taufik tak kalah berangnya. Taufik pun sampai berdiri dan balas menunjuk Kivlan yang berada di sebelah kanan. Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan yang berada di antara keduanya hanya terdiam kebingungan.

Karena Taufik tak juga menghentikan perkataannya, Kivlan langsung meraih mikrofon yang dipegang Taufik dan merebutnya. Akhirnya, terjadi perebutan antara keduanya hingga moderator menengahi. Tak lama kemudian, Taufik menyudahi pembicaraannya. Diskusi pun kembali dilanjutkan dengan paparan dari politikus Partai Golkar, Indra Jaya Piliang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Nasional
Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Nasional
Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Nasional
PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

Nasional
Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Nasional
Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Nasional
MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Nasional
Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Nasional
Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Nasional
Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Nasional
Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Nasional
Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com