Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau "Nyoblos", Tahanan KPK Harus Pakai Baju Tahanan

Kompas.com - 08/04/2014, 12:09 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Sebanyak 23 tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi diberi kesempatan untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan legislatif, Rabu (9/4/2014). Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, para tahanan itu wajib mengenakan baju tahanan jika mau memilih.

"Semua pakai baju tahanan," kata Johan di Jakarta, Rabu (8/4/2014).

Johan mengatakan, para tahanan tersebut akan dikawal petugas KPK selama proses pemilihan suara. KPK menyediakan tempat pemungutan suara (TPS) di Rumah Tahanan yang terletak di basement Gedung KPK. Nantinya, tahanan dari Rumah Tahanan Guntur yang jumlahnya 10 orang akan dibawa ke Rutan Gedung KPK untuk melaksanakan pileg bersama-sama.

"Masing-masing dari Guntur 10 orang, dan dari KPK 13 orang, nanti akan disediakan TPS. Khusus di depan rutan-rutan ini namanya TPS 21, masuk dalam Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarat Selatan," ucap Johan.

Sementara tahanan yang dititipkan di luar dua rutan tersebut, menurut Johan, akan memilih di rutan masing-masing. Misalnya, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang ditahan di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta.

"Itu yang difasilitasi hanya yang statusnya tahanan KPK, makanya saya kasih tau tahanan yang masih dalam penguasaan KPK. Kalau Pondok Bambu dan Cipinang, di sana ada tempatnya sendiri," ujar Johan.

Selain tahanan yang akan melaksanakan pileg di Rutan, KPK memfasilitasi tahanan kasus dugaan suap pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Emir Moeis untuk memilih di rumah sakit. Politisi PDI-Perjuangan itu dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta sejak pekan lalu.

"Jadi besok teman-teman (wartawan) silahkan melihat para tahanan KPK menggunakan hak pilihnya karena memang ini KPK selalu memfasilitasi atau menyediakan bagi tahanan yang menggunakan hak pilihnya, termasuk di pilkada DKI waktu itu," ucap Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Hukum di Negara Ini Karut-marut, Mahfud: Kalau Presiden Mau Bisa Selesai

Sebut Hukum di Negara Ini Karut-marut, Mahfud: Kalau Presiden Mau Bisa Selesai

Nasional
Prabowo Ungkap Indonesia Diminta Turut Bantu Tepi Barat, Bukan Hanya Gaza

Prabowo Ungkap Indonesia Diminta Turut Bantu Tepi Barat, Bukan Hanya Gaza

Nasional
Jemaah Berangkat untuk Jalani Puncak Haji di Arafah Mulai Besok

Jemaah Berangkat untuk Jalani Puncak Haji di Arafah Mulai Besok

Nasional
Bicara soal Kasus Penambangan Emas Liar di Sangihe, Mahfud: Mafia itu Begitu Berkuasa...

Bicara soal Kasus Penambangan Emas Liar di Sangihe, Mahfud: Mafia itu Begitu Berkuasa...

Nasional
Prabowo: RI dan Yordania Siap Kerja Sama Bidang Pertahanan

Prabowo: RI dan Yordania Siap Kerja Sama Bidang Pertahanan

Nasional
Prabowo: Langkah Indonesia Paling Konkret dalam Bantu Gaza

Prabowo: Langkah Indonesia Paling Konkret dalam Bantu Gaza

Nasional
MA Tolak PK Ade Yasin

MA Tolak PK Ade Yasin

Nasional
Singgung Dugaan Kasus Judi dan Narkoba Terkait Sambo, Mahfud: Kalau Diteruskan Ributnya Tak Selesai, Dikira Saya Cari Sensasi

Singgung Dugaan Kasus Judi dan Narkoba Terkait Sambo, Mahfud: Kalau Diteruskan Ributnya Tak Selesai, Dikira Saya Cari Sensasi

Nasional
Kasus Polwan Bakar Suami, KemenPPPA Siap Hadirkan Ahli Kekerasan Berbasis Gender

Kasus Polwan Bakar Suami, KemenPPPA Siap Hadirkan Ahli Kekerasan Berbasis Gender

Nasional
Soal Usung Siapa di Pilkada Jakarta, Nasdem Sebut Anies dan Tokoh Lain Punya Peluang Sama

Soal Usung Siapa di Pilkada Jakarta, Nasdem Sebut Anies dan Tokoh Lain Punya Peluang Sama

Nasional
KPK Ungkap Dugaan Uang Korupsi di DJKA Mengalir sampai BPK

KPK Ungkap Dugaan Uang Korupsi di DJKA Mengalir sampai BPK

Nasional
KemenPPPA Minta Polri Pastikan Polwan Pembakar Suami Didampingi Psikolog Klinis

KemenPPPA Minta Polri Pastikan Polwan Pembakar Suami Didampingi Psikolog Klinis

Nasional
Katering Haji Disebut Bermasalah, Timwas DPR RI: Kami Ingin Memanusiakan Jemaah

Katering Haji Disebut Bermasalah, Timwas DPR RI: Kami Ingin Memanusiakan Jemaah

Nasional
Laporkan Hasil KTT Gaza ke Jokowi, Prabowo Singgung Strategi Jika Gencatan Senjata Tak Terwujud

Laporkan Hasil KTT Gaza ke Jokowi, Prabowo Singgung Strategi Jika Gencatan Senjata Tak Terwujud

Nasional
Prabowo: Afrika Memandang Indonesia sebagai Contoh Negara Berkembang yang Berhasil

Prabowo: Afrika Memandang Indonesia sebagai Contoh Negara Berkembang yang Berhasil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com