Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pensiun, Oegroseno Ingin Jadikan Satpam Bisa Jinakkan Bom

Kompas.com - 04/03/2014, 11:13 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisaris Jenderal Pol Oegroseno telah memasuki masa pensiun per tanggal 27 Februari 2014. Hari ini, Selasa (4/3/2014), Oegroseno menyerahkan jabatan Wakil Kepala Polri yang baru kepada Komisaris Jenderal Pol Badrodin Haiti. Lalu, apa kegiatan Oegroseno selanjutnya?

Oegroseno tetap akan menggeluti dunia keamanan. Dia mengaku ingin memajukan industri satuan pengamanan (satpam) di Indonesia. "Satpam itu belum dikelola dengan baik. Masih ditemukan jasa pengamanan ini pakai ijazah palsu, bisa-bisa teroris masuk," kata Oegroseno seusai sertijab di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (4/3/2014).

Oegroseno memiliki ambisi agar ke depannya satpam tidak dipandang sebelah mata. Dia bahkan menginginkan agar satpam bisa duduk dan berdiskusi di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Obsesi saya ada anggota satpam yang duduk di Komisi III di DPR untuk bisa komunikasi dengan Kapolri. Mari kita siapkan, jadi enggak ada satpam yang bikin mi, kopi lagi," katanya.

Selain itu, dia juga ingin satpam dilatih layaknya polisi. Menurutnya, satpam harus bisa menjinakkan bom, mendeteksi DPO sampai tugas mengamankan wilayah.

"Ini sudah terlaksana, jadi sebelum saya pensiun kemarin, sudah saya bicarakan sama rekan-rekan. Itu obsesi saya waktu jadi kapolda dulu. Jadi, nanti enggak ada lagi satpam yang jaga parkir, bikin kopi, atau jadi tukang bikin mi itu enggak ada. Mungkin saya dianggap terlalu tinggi ya, tapi memang itu obsesi saya. Tapi, saya yakin obsesi saya itu bisa tercapai," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com