Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Bantah Perintahkan Ignatius Urus Sertifikat Tanah Hambalang

Kompas.com - 21/01/2014, 22:45 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum membantah memerintahkan anggota Komisi II DPR RI Ignatius Mulyono untuk mengurus sertifikat tanah Hambalang di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Anas mengakui pernah bertemu Ignatius dan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Namun ia membantah membahas proyek Hambalang dengan keduanya.

"Jadi tidak ada pembicaraan Pak Ignatius tentang tanah, tentang sertifikat, tentang yang lain-lain," kata Anas.

Anas menceritakan, mulanya Nazaruddin menghampirinya dan menyampaikan bahwa Ignatius ingin bertemu. Ignatius kemudian datang dan menyampaikan program DPR ke depan. Saat itu Anas menjabat sebagai Ketua Fraksi.

"Pak Ignatius menyampaikan programnya sebagai ketua badan legislasi. Badan legislasi punya tugas yang penting. Punya target kuantitatif dan kualitatif. Disampaikan program 5 tahun ke depan seperti apa," terang Anas.

Setelah itu, Anas mengaku mendengar Nazaruddin berbicara dengan Ignatius soal urusan Kemenpora di BPN. Namun, Anas mengaku tak tahu maksud pembicaraan keduanya karena tidak menyebut soal sertifikat tanah.

"Saya agak lupa, kira-kira persisnya begini Pak Mulyono ada urusan Kemenpora di BPN tolong dibantu. itu adalah pembicaraan Nazar kepada Pak Ignatius Mulyono. Saya tidak tahu konteks persisnya," paparnya.

Dalam persidangan sebelumnya, Ignatius mengaku diperintah Nazaruddin dan Anas untuk mengurus sertifikat tanah Hambalang.Ignatius kemudian langsung menelepon Kepala BPN saat itu, Joyo Winoto. Namun, itu tidak berhasil sehingga dia menghubungi Sekretaris BPN Managam Manurung. Ignatius pun menanyakan kepada Managam soal sertifikat tanah Hambalang permintaan Kemenpora yang belum juga diterbitkan sejak lima tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com