Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Segera Bentuk Satuan Antiteror TNI

Kompas.com - 04/09/2013, 18:37 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Jenderal (TNI) Moeldoko bakal merealisasikan rencanannya membentuk Satuan Anti Teror TNI setelah resmi menjabat sebagai Panglima TNI. Moeldoko akan menggabungkan para prajurit terpilih dari satuan khusus di setiap angkatan.

"Satuan itu nantinya betul-betul di bawah kendali Panglima TNI. Setiap saat dapat dikerahkan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya untuk mengatasi aksi terorisme," kata Moeldoko dalam wawancara dengan Kompas TV, Harian Kompas, dan Kompas.com di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (4/9/2013).

Moeldoko memastikan Satuan Anti Teror TNI nantinya tidak akan tumpang tindih dengan kerja Satuan Densus 88 Anti Teror milik Polri. Satuan Anti Teror TNI hanya akan bergerak jika intensitas teror sudah mencapai taraf tinggi.

"Kalau masih low intensity dan medium intensity mungkin diatasi oleh Satuan Densus 88. Tapi manakala aksi terorisme itu sudah menuju pada high intensity, mau tidak mau TNI harus turun untuk mengatasi," katanya.

Seperti diketahui, TNI memiliki satuan elite di setiap angkatan. TNI Angkatan Darat memiliki Satuan 81/Gultor, TNI Angkatan Udara memiliki Detasemen Bravo 90 (Den Bravo-90), dan TNI Angkatan Laut memiliki Detasemen Jala Mengkara (Denjaka).

Aksi terorisme selama ini masih ditangani sepenuhnya oleh kepolisian. Kerja Densus 88 Anti Teror selama ini banyak diapresiasi setelah berhasil mengungkap banyak kasus teror. Namun, tidak sedikit juga kritikan lantaran mereka banyak menembak mati terduga teroris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com