JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga, Mahfud MD melarang anak-anaknya "menjual" nama sang ayah, dalam pendidikan maupun pekerjaan. Mahfud bahkan menekankan kepada anak-anaknya untuk tidak mengungkap identitas sang ayah.
Rupanya, hal itu ditekankan Mahfud agar anak-anaknya tahu soal perjuangan dan kemandirian.
"Bagi saya itu penting, agar mereka bisa mandiri dan tahu bahwa hidup itu adalah perjuangan," kata Mahfud dalam acara Gaspol x Lanturan, ditayangkan YouTube Kompas.com, Kamis (23/11/2023) malam.
Mahfud lantas bercerita tentang anaknya yang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair).
Baca juga: Mahfud Sebut Perlu Strong Leadership untuk Perbaiki Sistem Hukum
Menurut dia, tidak ada orang yang tahu bahwa anaknya adalah mahasiswa di kampus tersebut, kecuali seorang profesor di Unair.
Itu pun akhirnya dibeberkan Mahfud setelah profesor tersebut ingin meminta pandangan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tentang politik kesehatan di Indonesia.
"Baru saya kasih tahu, itu anak saya, yang lain dosen lain, ndak boleh tahu. Saya bilang," cerita Mahfud.
"Kenapa? Biar tidak mendapat perlakuan khusus. Baru sesudah diwisuda, para dosennya 'Lho ini anak bapak? ini anak bapak?'," sambung dia.
Ditanya bagaimana cara membiasakan hal tersebut kepada anak, Mahfud menjawab dengan sederhana.
Baca juga: Klaim Punya Data Lengkap Mafia Hukum, Mahfud: Banyak Sekali, yang Melakukan Aparat
Dia bercerita bahwa keistimewaan atau privilege kerap diidentikan pada keluarga pejabat publik.
Padahal, menurut dia, privilege bisa menjadi buruk bagi tumbuh kembang anak.
Kata Mahfud, ketika anak-anak diberikan privilege, maka mereka akan tumbuh kembang dengan cara tidak melalui proses-proses yang wajar.
"Wah, ini anaknya Pak Mahfud, ini anaknya menteri, anaknya ketua MK, harus begini. Saya bilang, ndak boleh, kamu ndak boleh memberitahu bahwa kamu anak saya," ungkap Mahfud.
"Pokoknya kamu usaha sendiri, saya carikan sekolah, kalau perlu apa, bilang ke saya, tidak usah menggunakan fasilitas kedudukan saya," sambung dia.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini kemudian membuktikan ajaran itu membuat anak-anaknya mandiri dalam pendidikan dan pekerjaan.
Ia menyebut ada anaknya yang tinggal di Amsterdam, ada pula yang menjadi dosen Fakultas Hukum di Universitas Gajah Mada.
"Dia, cari beasiswa sendiri, dapat LPDP sendiri. Mencari beasiswa sendiri, dapat sekolah yang lumayan-lumayan baik. Tapi, ndak ada orang yang tahu juga bahwa itu anak saya," ucap Mahfud.
Terakhir, dia mengungkap pesan yang selalu disampaikan pada anak-anaknya.
Pesan itu merupakan sebuah pepatah berbahasa Arab yang apabila diterjemahkan lebih kurang seperti ini.
"Tidak akan pernah sukses kamu kalau kamu tidak mau menghadapi risiko dengan berusaha sendiri, dan tidak pernah berkedudukan apapun kalau kamu selalu takut sebelum melakukan sesuatu yang dianggap baik," beber Mahfud.
"Itu saja yang saya katakan. Jalan," tutup dia diiringi riuh tepuk tangan para hadirin di acara tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.