Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Tak Mau Berandai-andai Tinggalkan Gerindra jika Jadi Kerja Sama Politik dengan PDI-P

Kompas.com - 25/07/2023, 18:18 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengaku belum bisa berandai-andai apakah partainya akan meninggalkan Partai Gerindra dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) jika bekerja sama dengan PDI-P di pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Menurut Jazilul, pembicaraan sejauh ini dengan Gerindra belum ke arah sana. Ia juga memastikan hubungan PKB-Gerindra berjalan baik meski komunikasi politik terus dilakukan dengan partai luar koalisi KIR.

"Belum sampai ke situ (meninggalkan Gerindra). Kita belum bisa mengandai-andaikan," kata Jazilul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Meski mengaku hubungan dengan Gerindra berjalan baik, Jazilul tak menampik komunikasi kedua partai belum menghasilkan sesuatu hal mengenai pencapresan.

Baca juga: Tanggapi Keakraban Prabowo-Erick Thohir, PKB: Jika Tak Pilih Muhaimin, Ya Berkhianat

Padahal, sesuai kesepakatan, penentuan pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden diputuskan di tangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.

"Yang hari ini terjadi, kita sudah 11 bulan (berkoalisi), dengan penuh keyakinan, dengan komunikasi yang baik dengan Gerindra, tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Belum ya, belum menghasilkan keputusan yang dinantikan oleh seluruh rakyat Indonesia, oleh internal PKB dan oleh semua," ujar Jazilul.

Wakil Ketua MPR ini kemudian ditanya soal apakah KIR memiliki tenggat waktu untuk mengumumkan paslon.

Ia mengungkapkan, pada dasarnya tenggat waktu itu diberikan. Semisal, oleh PKB melalui hasil ijtima ulama Nusantara yang meminta PKB segera mengumumkan paslon paling lambat Maret lalu.

Namun, hingga kini belum ada pengumuman paslon yang dilakukan oleh Prabowo maupun Muhaimin.

"Kalau deadline enggak didengarkan, masa mau deadline terus? Untuk apa, enggak penting akhirnya deadline sekarang kan. Artinya enggak dengarkan itu, enggak dengarkan deadline itu. Tidak didengarkan baik oleh Gus Muhaimin maupun Pak Prabowo," katanya.

Baca juga: PKB: Dari Rekam Jejak Pengalaman Politik, Tidak Ada yang Kalahkan Muhaimin

"Kalau gitu, buat apalagi ulama men-deadline, ya sudah biarkan saja. Kata Gus Muhaimin sampai pada takdirnya gitu sudah," ujarnya lagi.

Perlu diketahui, belakangan kondisi KIR seakan bergejolak dan diisukan PKB akan meninggalkan Gerindra.

Hal ini setelah gencarnya PDI-P melakukan komunikasi dengan PKB. Bahkan, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani memasukkan nama Muhaimin Iskandar sebagai satu dari lima besar kandidat bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.

Namun, Juru Bicara Partai Gerindra Andre Rosiade meyakini PKB tidak akan tergoda oleh tawaran dari poros politik lain menjelang Pemilu 2024.

"Kami meyakini Insya Allah PKB tidak akan tergoda dengan tawaran-tawaran lain," ujar Andre saat dihubungi, Senin (24/7/2023).

Baca juga: Muhaimin Masuk Top Five Bakal Cawapres Ganjar, PKB Yakin Puan Tidak PHP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bicara Pilkada Sumbar 2024, Zulhas: PAN Calon Gubernurnya, Wakil dari Gerindra

Bicara Pilkada Sumbar 2024, Zulhas: PAN Calon Gubernurnya, Wakil dari Gerindra

Nasional
Sejahterakan Pekebun, BPDPKS Dukung Kenaikan Pendanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Sejahterakan Pekebun, BPDPKS Dukung Kenaikan Pendanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Nasional
Miliki Manfaat yang Luas, Minyak Kelapa Sawit Disebut Paling Potensial untuk Diolah Jadi Energi

Miliki Manfaat yang Luas, Minyak Kelapa Sawit Disebut Paling Potensial untuk Diolah Jadi Energi

Nasional
Pegawai Pajak Yulmanizar Divonis 4 Tahun Penjara, Terbukti Terima Suap Rp 17,9 Miliar

Pegawai Pajak Yulmanizar Divonis 4 Tahun Penjara, Terbukti Terima Suap Rp 17,9 Miliar

Nasional
PAN Yakin IKN Tetap Lanjut meski Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

PAN Yakin IKN Tetap Lanjut meski Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

Nasional
Tingkat Kemiskinan Ekstrem di 6 Provinsi Papua Masih Tinggi

Tingkat Kemiskinan Ekstrem di 6 Provinsi Papua Masih Tinggi

Nasional
Kasus 109 Ton Emas Antam, Kejagung: Emasnya Asli, tapi Perolehannya Ilegal

Kasus 109 Ton Emas Antam, Kejagung: Emasnya Asli, tapi Perolehannya Ilegal

Nasional
35 Bakal Calon Kepala Daerah Dapat Rekomendasi PKB, Ini Daftarnya

35 Bakal Calon Kepala Daerah Dapat Rekomendasi PKB, Ini Daftarnya

Nasional
Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Kurang dari 1 Persen di Akhir Kepemimpinan Jokowi

Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Kurang dari 1 Persen di Akhir Kepemimpinan Jokowi

Nasional
PKB Klaim Kian Banyak Relawan Dorong Kiai Marzuki di Pilkada Jatim

PKB Klaim Kian Banyak Relawan Dorong Kiai Marzuki di Pilkada Jatim

Nasional
Menpora Ungkap Pertemuan Prabowo-Ridwan Kamil Bahas Pilkada Jabar

Menpora Ungkap Pertemuan Prabowo-Ridwan Kamil Bahas Pilkada Jabar

Nasional
Anggota DPR Minta Pemerintah Jelaskan Detail Izin Usaha Tambang Ormas

Anggota DPR Minta Pemerintah Jelaskan Detail Izin Usaha Tambang Ormas

Nasional
Akui Tapera Banyak Dikritik, Menteri PUPR: Kita Ikuti Saja Prosesnya

Akui Tapera Banyak Dikritik, Menteri PUPR: Kita Ikuti Saja Prosesnya

Nasional
Hasto Beri Sinyal PDI-P Bakal Lawan Calon Didukung Jokowi di Pilkada 2024

Hasto Beri Sinyal PDI-P Bakal Lawan Calon Didukung Jokowi di Pilkada 2024

Nasional
Terima SK, Khofifah-Emil Dardak Resmi Didukung PAN di Pilkada Jatim 2024

Terima SK, Khofifah-Emil Dardak Resmi Didukung PAN di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com