"Sekalipun PDI-P itu elektabilitas partainya, perolehan partainya 2019 yang lalu lebih unggul ketimbang Gerindra, tapi saat ini pada level elektabilitas ya Ganjar masih di bawah Prabowo Subianto. Kalahnya memang tidak signifikan, hanya sebatas 1 persen," tutur dia.
"Ya kalah 1 pesen ini masih dalam margin of error di mana sangat mungkin di kemudian hari Ganjar akan unggul," sambung Adi.
Selain itu, Adi menilai kerumitan juga akan terjadi pada kalkulasi partai dan kalkulasi elektabilitas capres.
Jika melihat dua aspek tersebut, kata Adi, maka duet Ganjar-Prabowo maupun Prabowo-Ganjar sulit terwujud.
Walau begitu, dia mengingatkan betapa pentingnya peran elite politik dalam menentukan pilihan.
Adi mengatakan, duet itu baru bisa terealisasi jika Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Presiden Jokowi, dan Prabowo duduk bersama dan berbicara dari hati ke hati.
"Kalau sudah 3 elite ini bertemu saling bersepakat, maka sangat mungkin duet ini akan terwujud, tentu dengan komposisi apapun, Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar. Kuncinya di 3 orang itu," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.