Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Hepatitis Akut, Pakar Minta Protokol 5M Dimaksimalkan

Kompas.com - 06/05/2022, 16:20 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, mekanisme protokol kesehatan 5M yakni mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas untuk pencegahan Covid-19 bisa dimaksimalkan dalam menghadapi kasus Hepatitis akut.

Sebab menurut dia sampai saat ini para pakar juga belum bisa memperkirakan cara penularan penyakit misterius itu.

"Saya ingatkan sekali lagi. Ini kita masih dalam masa pandemi. Protokol kesehatan 5M harus dilakukan. Karena kita sama sekali belum tahu tentang mekanisme penularannya ini," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/5/2022).

Baca juga: Hadapi Penularan Hepatitis Akut, KSP: Tetap Tenang, Lakukan Pencegahan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta masih terus menginvestigasi faktor risiko kasus hepatitis akut yang menyebabkan kasus kematian pada tiga anak yang dirawat di RS dr. Cipto Mangunkusumo pada 1 Mei 2022 lalu.

Beberapa daerah juga melaporkan adanya tambahan kasus terkait hepatitis akut tersebut. Namun, hal tersebut masih harus diselidiki lebih lanjut guna memastikan kasusnya terkait hepatitis akut atau bukan.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga saat ini, tiga kasus kematian anak yang diduga akibat penyakit tersebut belum bisa digolongkan sebagai penyakit hepatitis akut dengan gejala berat.

Hal itu menimbulkan kecemasan bagi masyarakat yang saat ini masih menghadapi pandemi Covid-19. Dicky mengatakan, menurut prinsip kesehatan masyarakat, pemerintah dan masyarakat harus siap dengan kondisi terburuk dalam menghadapi sebuah penyakit misterius.

Baca juga: Investigasi Hepatitis Akut, Dinkes DKI Pantau Semua Pasien yang Gejalanya Mirip

"Tapi dalam prinsipnya epidemiologi dalam hal penyakit meluas, menular, skenario terburuk itu harus dipakai. Jadi prinsipnya harus mencegah," ujar Dicky.

Dicky juga memaparkan ada kemungkinan penyakit hepatitis akut misterius itu baru terdeteksi karena keterbatasan kemampuan para pakar kesehatan. Dia juga menyinggung soal tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan.

Menurut Dicky ada kemungkinan kasus hepatitis akut itu sudah meluas akibat terlambat melakukan pemeriksaan. Sebab menurut dia, masyarakat kerap sulit membedakan Hepatitis misterius dengan penyakit kuning biasa.

Dicky mengatakan, cara pencegahan yang bisa dilakukan saat ini adalah supaya anak-anak segera mendapatkan vaksinasi Covid-19, dan imunisasi dalam program lain.

Cara lainnya, kata Dicky, menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Baca juga: Pemerintah Lakukan Penyelidikan Epidemiologi Antisipasi Hepatitis Akut

Masyarakat, kata Dicky, juga harus senantiasa menjaga kebersihan diri dan anak-anak, serta menghindari memegang berbagai benda di luar rumah.

Selain itu, para orang tua atau pengasuh juga harus menjaga kebersihan sebelum, saat, dan sesudah menyuapi anak-anak untuk makan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com